Kala LOBSTECH Karya Pemuda asal Jember Ini Bikin Sumringah Nelayan Lobster di Desa
- SATU Indonesia Award
Di masa awal penelitian dan upayanya dalam pemberdayaan, hanya beberapa nelayan yang mau bekerja sama dengan Hendra dalam implementasi teknologi ini. Para nelayan berpikir, implementasi IoT tidak mampu meningkatkan produksi hewan tersebut.
Namun, selama 2 tahun penelitian, implementasi IoT yang dikembangkan Hendra membuahkan hasil. LOBSTECH terbukti mampu meningkatkan produksi lobster hingga 80 persen. Bahkan menghemat biaya produksi lebih dari 70 persen dibandingkan cara konvensional. Masa budidaya lobster pun semakin pendek, dari 8 bulan hanya menjadi 5-6 bulan saja sekali panen.
Meski tergolong cepat masa panennya, lobster yang dihasilkan juga berkualitas baik. Seekor lobster dengan berat 100 gram bisa didapat dalam waktu 1 bulan saja. Padahal sebelumnya, diperlukan waktu sekitar 8-10 bulan untuk mendapatkan lobster dengan berat yang sama.
"Hasilnya sangat menggembirakan. Tidak hanya produksi yang meningkat, tetapi juga ukuran lobster bisa mencapai 100 gram dalam waktu satu bulan. Ini berkat pengendalian kualitas air yang optimal berkat LOBSTECH,” terang Hendra.
Hendra mengakui bahwa mulanya sulit untuk meyakinkan para nelayan untuk mengadopsi teknologi baru ini. Namun, seiring waktu, bukti nyata dari peningkatan produksi membuat mereka semakin tertarik. Dengan keberhasilan tersebut, banyak nelayan yang berminat untuk menjadi mitra LOBSTECH.
Pada prakteknya, Hendra tidak melepas nelayan begitu saja. Dengan budidaya lobster yang terintegrasi, ia dan timnya memberikan konsultasi serta kontrol kepada mitra sehingga mampu menghasilkan 3.600 ekor lobster per bulan.
"Harapan kami, LOBSTECH bisa menjadi solusi bagi para pembudidaya lobster di seluruh Indonesia. Kami akan terus mengembangkan teknologi ini agar lebih adaptif dengan berbagai kondisi perairan,” ujar dia.