Kisah Perjuangan Petugas Pantarlih di Pasuruan, Rela Naik Turun Gunung demi Coklit Warga
- VIVA Malang (Hari Mujiyanto/Pasuruan)
Pasuruan, VIVA – Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pasuruan terus melakukan pemutakhiran data pemilih (pantarlih) guna mensukseskan Pilkada pada 27 November 2024 mendatang. Suka duka perjuangan petugasnya perlu mendapat apresiasi.
Mendekati masa berakhirnya pantarlih pada 24 Juli 2024 mendatang, KPU terus menggenjot petugas pantarlih dalam melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih. Namun di sisi lain, proses coklit oleh petugas pantarlih memamg butuh perjuangan tersendiri.
Seperti diketahui, kawasan teritorial Kabupaten Pasuruan tidak hanya berupa dataran rendah saja, tapi juga ada yang terletak jauh di pengunungan. Salah satunya yakni di Dusun Surorowo Desa Kayukebek Kecamatan Tutur.
Untuk mencapai satu titik pemukiman penduduk di sana ternyata harus melalui medan yang terjal, naik turun perbukitan untuk mencapai rumah warga yang akan dilakukan coklit data.
Kisah perjuangan ini seperti dialami Novi Rahma Putri, salah satu petugas pantarlih KPU Kabupaten Pasuruan. Kepada Viva Malang, ia menuturkan suka duka pengalamannya dalam melakukan coklit. Seperti salah satunya harus menjemput warga di ladangnya.
Hal ini memang sudah menjadi hal yang mafhum karena masyarakat Dusun Surorowo Desa Kayukebek mayoritas bekerja sebagai petani. Jika pada siang hari tidak pernah ada di rumah. Maka dari itu, petugas pantarlih harus rela menjemput mereka ke ladang.
"Untuk menemui warga harus naik turun bukit menuju ladang, lokasinya di lereng bukit. Mau tidak mau ya kita harus kuat fisik untuk jemput warga yang sudah terlanjur berangkat ke ladang. Kota jemput, kita ajak ke rumahnya untuk coklit," terang Novi, Senin 8 Juli 2024.