Para Biduan Di Kota Malang Mengaku Tertipu Arisan Hingga Rp2 Miliar

Salah satu korban arisan di Malang, Vita Alesya.
Sumber :

Malang – Puluhan penyanyi dangdut atau biduan di Malang mengaku menjadi korban penipuan arisan dengan total kerugian hingga Rp2 miliar. Korban dari arisan ini didominasi para biduan dan jumlahnya mencapai ratusan korban.

Keseruan Gus Ipul dan Mas Adi Saat Halal bi halal Bersama ASN Pemkot Pasuruan

 

Sekitar 7 biduan perwakilan para korban mendatangi Polresta Malang Kota, pada Senin, 25 Juli 2022. Mereka ingin mengadukan nasib yang mereka alami ke polisi. Alasan mengadukan, karena terlapor telah menghilang dalam satu bulan terakhir. Nomor ponsel yang biasa digunakan oleh korban pun kini tidak aktif. 

Ayo Kawal Perjuangan Timnas, Dengan Nobar Di Stadion Gajayana Kota Malang

 

"Korbannya banyak, sekitar seratus orang yang kami tahu. Kalau uangnya kalau ditotal sekitar Rp2 milyar lebih," kata Salah satu korbanya adalah, Vita Alesya yang berprofesi sebagai biduan dan model ini. 

Pemkot Batu Sediakan 900 Porsi Makanan Gratis saat Nobar Timnas U-23

 

"Ini niatnya melaporkan ke polisi. Kami butuh titik terang saja sebenarnya sambil cari solusi agar bisa ketemu dengan mbak Ayas Vindy (terlapor) mungkin bisa dibicarakan secara kekeluargaan," tambahnya. 

 

Vita mengaku sudah setor untuk uang arisan kepada terlapor sebanyak Rp11,5 juta. Sedangkan korban lainnya ada yang mencapai puluhan hingga ratusan juta. Terlapor sejak 17 Juli menghilang tanpa kabar. 

 

"Iming imingnya Rp1 juta jadi Rp10 juta, lalu ada Rp4,5 juta jadi Rp 6 juta. Saya ikut sejak Mei 2022, saya ikut yang Rp7 juta. Saya ikut karena berpikir labanya banyak. Total yang sudah saya transfer ada sekitar Rp 11,5 juta. Itu belum dapat arisan, tapi kemudian tidak ada kabar sejak 17 Juli lalu," ujar Vita. 

 

Sementara salah satu korban lainnya, Sasa mengungkapkan, pada 2020 lalu dia pernah ikut arisan ini saat itu terlapor bisa mencairkan uang yang disetor beserta untung yang dijanjikan. Saat itu nominal arisan masih kecil hanya sekitar Rp300 ribu hingga Rp1 juta. 

 

Kemudian, nominal arisan mulai beranjak ke nominal besar. Saat itulah pencairan mulai tak teratur hingga akhirnya terlapor menghilang sampai saat ini. Bahkan, untuk arisan tahun ini total Rp48 juta uang miliknya masih ada di terlapor dan belum dikembalikan.

 

"Bermasalah ya sekitar satu dua bulan terakhir ini. Kalau dapat ya memang pernah dapat, yang lain juga. Terakhir ini sebelum hilang, ada yang besar sampai Rp100 juta. Itu tiga kali, dua kali kembali, yang terakhir tidak keluar sampai sekarang," tutur Sasa.