RSSA : Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Bisa Sebabkan Mata Merah

Aremania demonstrasi di Bundaran Tugu
Sumber :
  • Viva Malang

MalangTragedi Kanjuruhan, Malang yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 telah berlalu satu bulan. Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang mulai berani menyebut dugaan mata merah yang dialami korban disebabkan gas air mata. 

Konsistensi Perempuan Golkar Bersatu Dampingi Penyintas Tragedi Kanjuruhan

Dokter Spesialis Mata RSSA, Triana Budi mengatakan bahwa ada banyak kemungkinan mata merah. Mulai dari gas air mata hingga benturan. Yang jelas mata merah disebabkan karena terjadi pendarahan. 

"Bisa terjadi banyak hal ya, bisa karena gas air mata. Bisa karena faktor di ucek-ucek juga bisa. Karena faktor benturan juga jujur kami tidak bisa tahu apa penyebab pastinya. Yang kami tahu ada perdarahan seperti itu," kata Triana, Rabu, 2 November 2022.

Pj Wali Kota Malang Terima Penghargaan Pembangunan Daerah Tingkat Nasional 2024

Tragedi Kanjuruhan telah terjadi satu bulan yang lalu. Sebanyak 135 nyawa Aremania dan Aremanita meninggal dunia dalam peristiwa itu. Tidak hanya itu sekitar 600 lebih suporter mengalami luka-luka. Sebagian besar mengalami mata merah karena pendarahan pada bagian mata. 

Triana mengatakan, secara medis penyebab mata merah itu tidak perlu dikhawatirkan terlalu jauh. Sebab, kondisi mata merah tidak mengarah pada kondisi kebutaan. Karena letak merah ini relatif superfisial atau berada di permukaan mata. 

Resahkan Warga Kota Malang, Polisi Tangkap Seorang Duda Pelaku Eksibisionis

"Tetapi sebetulnya bagi kami itu bukan sesuatu hal yang terlalu mengkhawatirkan ya. Karena ini bukan bukan kondisi yang menuju atau berpotensi untuk kebutaan. Sama sekali tidak gitu ya. Jadi kondisi mata ini relatif aman. Walaupun mungkin perlu waktu untuk hilang merah-merahnya," ujar Triana. 

Triana mengungkapkan di RSSA pasien yang masih mengalami sakit mata terakhir kali ada sekitar 8 orang yang melakukan kontrol pada dua pekan lalu. Untuk kondisinya, saat ini sudah membaik meski merah di mata belum hilang semua.

"Untuk pasien mata kontrol terakhir sekitar 2 minggu yang lalu, ada sekitar 8 atau 9 orang, kondisinya sudah semuanya membaik walaupun belum merahnya belum hilang sama sekali. Kalau di luar di luar rumah sakit ini kemarin ada satu pasien kami yang kontrol sudah hampir tidak terlihat sama sekali kondisi merahnya," tutur Triana.