Momen Kemerdekaan, Inayah Wahid Ajak Muda-Mudi Kunjungi Minha
- VJVA Malang (Elok Aprianto/Jombang)
Jombang, VIVA – Pada momen Agustus atau bulan kemerdekaan, Inayah Wahid, putri Gus Dur, mengajak para generasi muda Indonesia, untuk berkunjung ke museum Islam Nusantara KH Hasyim Asy'ari (Minha).
Ditemui sejumlah jurnalis di Minha, Inayah menjelaskan, pada kegiatan konferensi pemikiran Islam Indonesia, bertajuk kemerdekaan dan hari lahir Gus Dur, pihaknya mengajak para generasi muda untuk berkunjung ke Minha.
"Untuk mengajak masyarakat untuk ke Minha. Untuk ngomongin ada apa saja sih di dalam Minha. Jadi kita ngadain ini, sekalian acaranya kita ngomongin 17 an," katanya.
Ia menjelaskan bahwa di Minha ada tokoh-tokoh Islam, seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, dan tokoh-tokoh lainnya.
"Jadi kita ingin ngajak para hadirin, agar tahu, sebenarnya peran para tokoh-tokoh islam Indonesia, dalam kemerdekaan Indonesia dalam membangun Indonesia itu apa (perannya)," ujarnya.
Dengan mengetahui sejarah pemikiran Islam Indonesia dari para tokoh-tokoh ini, menghilangkan segala asumsi bahwa Indonesia ini muncul secara tiba-tiba.
"Sehingga mereka tau, peran dari para tokoh-tokoh ini. Dan hari ini kita bisa ngapain aja. Kenapa memilih Indonesia ini menjadi negara demokrasi, kenapa gak negara islam, misalnya. Nah itu yang akan kita bahas di konferensi pemikiran Islam Indonesia," tuturnya.
"Setelah kita tau, terus kita ini mau minta apa, dan kita sebagai manusia yang hidup di 2024, terus mau ngapain aja. Itu sih yang kita mau tegaskan," kata Inayah.
Saat ditanya apakah pemikiran Gus Dur masih berpengaruh pada kehidupan demokrasi di Indonesia, ia menyebut bahwa selama ini Gus Dur, memiliki banyak pemikiran terkait permasalahan di Indonesia.
Termasuk gagasan soal demokrasi yang dianggap bahwa negara ini, menerapkan sistem demokrasi yang seolah-olah.
"Hampir semuanya masih realed, bahkan mungkin semuanya masih realed, dalam kondisi demokrasi hari ini," ujarnya.
"Yang paling relate perkembangan demokrasi satu atau dua hari ini, di Indonesia, seperti kita tau, Gus Dur sudah bicara ini sejak tahun 80 an, dari tahun 90 an," tuturnya.
Ia menyebut bahwa demokrasi yang ada di Indonesia ini, masih dipertanyakan. Hal ini dikarenakan bila demokratis masih berjalan mengapa masih banyak demonstrasi.
"Soal demokrasi Indonesia yang disebut Gus Dur, yakni demokrasi seolah-olah, seolah-olah demokrasi, kelengkapannya demokratis tapi benar gak sih demokratis. Kalau demokratis mengapa masih banyak yang sering turun ke jalan," katanya.
Sementara itu, Puspanto perwakilan dari Galeri Museum dan Cagar Budaya Mendikbud RI, menjelaskan, peran pemikiran para ulama pada masa perjuangkan bangsa Indonesia perlu di update.
Perjuangan Ulama saat itu merupakan satu proses perjalanan bangsa. Dirinya mengistilahkannya sebagai generasi yesterday, now, hingga tomorrow dalam satu rangkaian.
Untuk itu, dirinya mengajak para generasi muda untuk menghayati perjuangan bangsa di museum Minha.
"Peran pemikir ulama perlu kita update lagi, agar generasi muda paham, karena era pada akhirnya akan berubah-rubah," ujarnya.
Menurutnya, fungsi museum Minha adalah mendokumentasi dan mempresentasikan, oleh sebab itu, perlu upgrade segala bentuk kekurangannya.
"Hal ini agar generasi penerus bisa memanfaatkannya, oleh karena itu kita lihat, jika ada kekurangan maka kita diskusikan bersama," tuturnya.