Tak Ada Solusi, Warga Di Jombang Akhirnya Blokade Pintu Pabrik Kayu
- Elok Apriyanto / Jombang
"Tuntutan utamanya, bagaimana perusahaan ini, jangan berproduksi kalau tidak ada jaminan adanya debu yang mencemari lingkungan," ujarnya.
Ia pun mengaku warga tetap memberikan kesempatan pada pabrik pengolahan kayu untuk memperbaiki 2 dari 6 cerobong asap yang rusak. Namun, selama proses perbaikan, diharapkan pabrik tidak beroperasi.
"Kalau supaya tetap jalan, langkahnya, kan harus diperbaiki dulu, kalau mesin tetap jalan (sebelum diperbaiki) berarti (perusahaan) tidak menghargai kami, dan mengabaikan tuntutan kita, maka kita akan berupaya agar pabrik ini ditutup," tuturnya.
Ia mengaku warga sebenarnya sudah lama terganggu dengan pencemaran udara berupa debu serbuk kayu tersebut.
"Kita sejak bulan Juli sudah terganggu dengan debu serbuk kayu. Dan di bulan Juli kita ngomong-ngomong saja, dan tanggal 6 bulan September kita laporkan ke DLH, tapi selama itu tidak ada perubahan (pencemaran udara) yang dirasakan warga. Dan sampai hari ini masih tetap terjadi," kata Sofwan.
Ia pun mengaku selama tenggang waktu itu, pihak warga hanya dijanjikan perbaikan-perbaikan oleh pihak perusahaan. Namun nyatanya warga tetap menderita karena pencemaran udara berupa debu serbuk kayu tersebut.
"Katanya akan diperbaiki, akan diperbaiki nyatanya selama tiga bulan kita harus menikmati udara tidak segar. Dan dampaknya sangat parah sekali," ujarnya.