Mahasiswa UMM Teliti Limbah Udang Jadi Pengganti Handsanitizer Alkohol

Tim mahasiswa UMM
Sumber :
  • Humas UMM.

Malang – Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyebut, produksi udang di Indonesia sepanjang tahun 2022 mengalami peningkatan yang pesat yakni sebanyak 32,6 ton. Peningkatan produksi ini juga berdampak pada limbah hasil pengolahan udang.

Atlet Sepeda BMX Kota Batu Berhasil Raih Prestasi Membanggakan di Blitar

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mereka meneliti manfaat limbah udang sebagai antibakteri untuk mengobati dermatitis tangan akibat penggunaan alkohol. Pun dengan kemungkinan penggunaan limbah udang sebagai pengganti handsanitizer alkohol. 

Adapun Penelitian ini juga telah diajukan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berhasil mendapat pendanaan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2022. 

Penghargaan dari Pj Wali Kota Malang Untuk Pengendalian Stunting

Salah satu anggota tim, Shafira Rahmania, menjelaskan bahwa selain permasalahan limbah udang, Indonesia juga mengalami peningkatan penyakit dermatitis tangan. Penyakit ini meningkat akibat maraknya penggunaan handsanitizer yang mengandung alkohol. 

Sebelum Pandemi COVID-19, persentase penyakit dermatitis hanya sebesar 29 persen. Namun sejak pandemi COVID-19 berlangsung, penyakit ini meningkat sebesar 97 persen. 

Kantor Imigrasi Malang Gelar Rakor Cegah PMI Non Prosedural Berangkat Luar Negeri

“Alkohol yang terkandung dalam handsanitizer merupakan salah satu senyawa iritan. Penggunaan jangka panjang pada senyawa iritan ini lama kelamaan akan merusak lapisan lipid pada kulit dan menyebabkan penyakit dermatitis,” kata Shafira, Rabu, 31 Agustus 2022. 

Untuk mengatasi dua permasalahan tersebut, Shafira dan tim melakukan penelitian terhadap kandungan limbah udang. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa limbah udang memiliki zat antibakteri bernama kitosan. Zat ini memiliki efektivitas yang baik dalam menghambat bakteri pathogen yang berada pada tangan manusia seperti E.coli, Streptococcus, Staphylococcus dan Salmonella sp.

“Kegunaan lain dari zat kitosan adalah sebagai antibakteri penggati alkohol pada handsanitizer. Selain itu kitosan juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar formulasi handsanitizer basis gel,” ujar mahasiswa asal Bandung itu.

Selama tiga bulan penelitian, Shafira di bantu oleh keempat anggota timnya yang merupakan kolaborasi antara jurusan Akuakultur dan Farmasi yaitu Alif Zidane Juni Wananda, Azizal Zilmi Al Afi, Silvia Putri, serta Dimas Putut Tunggorono. Saat ini penelitian telah mencapai tahap final yaitu pengolahan data terkait penelitian seperti Uji MBC dan MIC, uji iritasi pada kelinci dan siput serta penarikan kesimpulan dari penelitian.

“Saya tentu berharap penelitian ini dapat membantu masyarakat, utamanya untuk dijadikan penelitian lanjutan sekaligus produksi handsanitizer menggunakan kitosan dari karapas udang. Hal ini juga akan mengurangi limbah udang serta meminimalisir terjadinya dermatitis akibat handsanitizer,” tutur mahasiswa kelahiran tahun 1999 ini.