Tingkatkan Komoditas Bisnis Perikanan Lewat Malang Koi Show di UMM

Pelepasan ikan koi secara simbolis pada ajang Malang Koi Show 2022.
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Sebanyak 1.700 ekor ikan koi dari sejumlah daerah di Indonesia meriahkan Malang Koi Show. Ajang digelar hasil kolaborasi Universitas Muhammadiyah malang (UMM) dengan Malang Koi Club. 

Seorang Pria di Kota Malang Bacok Istri yang Hamil 4 Bulan Diduga Karena Cemburu

Kompetisi ikan koi tersebut dibuka langsung secara simbolis oleh Bupati Malang Sanusi dan Rektor UMM Rektor Fauzan dengan melepaskan ikan koi ke dalam akuarium pada Sabtu, 28 Agustus 2022.

Ada sederet piala bergengsi yang diperebutkan dalma Malang Koi Show. Mulai dari Piala Menko PMK, Piala Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI, Piala Bupati Malang, Piala Rektor UMM, hingga Piala Rektor Institut Injil Indonesia.

Hasil Pleno Pileg 2024, PKB Akhiri Dominasi PDI Perjuangan di Kota Batu

Perlombaan tersebut merupakan satu dari tiga rangkaian acara yang digelar. Selain kontes ikan Koi juga ada temu bisnis koi dan launching Center of Excellence (CoE) Koi milik prodi akuakultur UMM.

Bupati Malang Sanusi menilai bahwa UMM selalu menangkap potensi dan peluang yang bisa dikembangkan. Salah satunya buktinya dengan peluncuran CoE Sekolah keahlian Koi. 

Pedagang Mengeluh, Ada Dugaan Kecurangan Pembagian Bedak Pasar Among Tani

Dari sisi ekonomi, berbisnis ikan koi cukup menguntungkan. Dikatakan, Sanusi, di lahan seluas setengah hektar di tumpang dapat menghasilkan Rp350 juta dalam waktu enam bulan. Maka dalam setahun dapat mendapatkan Rp700 jutaan.

“Jika dibandingkan dengan penghasilan petani padi, dalam enam bulan mencapai Rp40 juta dan setahun Rp80 juta. Maka bisnis ikan tentu menguntungkan, apalagi dalam usaha ikan Koi. Maka, Malang Koi Show menjadi agenda yang bagus untuk mengembangkan bisnis ikan koi dan sebagai upaya edukasi,” kata Sanusi. 

Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menyebut, Malang Koi Show menjadi salah satu energi pendorong bagi kelas profesional Koi untuk berkembang. Apalagi sejauh ini, UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki CoE Koi. 

Pengembangan puluhan CoE di UMM bukan tanpa alasan. Fauzan menegaskan bahwa 2030 menjadi awal puncak bonus demografi. Maka dengan CoE, diharapkan lahir sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menyongsong bonus demografi. Pun dengan menyambut era Indonesia emas pada 2045 nanti.

Saat ini, lulusan perguruan tinggi belum cukup menjawab permasalahan di masyarakat dan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sebagian besar harus mengikuti pelatihan selama enam bulan hingga setahun agar bisa menjadi SDM siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan industri.

“Maka puluhan CoE sekolah profesional dari UMM ini hadir membawa angin segar untuk menjawab itu. Saat masyarakat butuh SDM yang ahli di bidang ikan Koi, UMM bisa menyediakannya. Pun di bidang anggrek, kokoa, udang, unggas, dan lainnya,” tutur Fauzan.