Dokter di Malang Tolak RUU Kesehatan Alasannya Demi Masyarakat dan Kode Etik

IDI Cabang Malang Raya tolak RUU Omnibuslaw Kesehatan
Sumber :
  • Viva Malang

MalangIkatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Malang Raya menggelar aksi damai menolak rencana RUU Omnibus law tentang kesehatan. Mereka ingin pemerintah mempertahankan Undang-undang 38 tahun 2004 tentang kesehatan.

Kalahkan Korea Selatan U23, Erick Thohir Bangga Indonesia U23 Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024

Ketua IDI Cabang Malang Raya, Sasmojo Widito mengatakan bahwa penolakan RUU Kesehatan demi menyelamatkan masyarakat. Mereka ingin pemerintah menetapkan IDI sebagai organisasi profesi dokter tunggal karena telah memiliki etik dan norma profesi selama puluhan tahun. 

"IDI bukan hanya untuk kepentingan dokter, justru adanya IDI untuk melindungi masyarakat. Satu-satunya organisasi yang memiliki kode etik kedokteran di Indonesia dan sudah puluhan tahun. Kalau organisasi tidak tunggal nanti ada organisasi lain dan etikanya bisa macam-macam," kata Sasmojo, Senin, 8 Mei 2023.

Segini Gaji Petugas PPK pada Pilkada 2024 Jombang

IDI Cabang Malang Raya menganggap RUU Kesehatan yang baru berpotensi mengkriminalisasikan dokter. Sementara para dokter membutuhkan perlindungan hukum dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan. 

“Mungkin seringkali rasa aman dalam menjalankan profesi ini dianggap sebagai hak imunitas atau kekebalan. Namun hak mendapatkan rasa aman ini bukan berarti untuk melindungi profesi dokter, tak lain untuk memberikan keselamatan pasien dan keadilan bagi penerima layanan kesehatan,” ujar Sasmojo.

Terkait Pembangunan Sirkuit BMX, DPRD Bakal Panggil Dindik Kota Batu

Sasmojo menilai dalam draft RUU Kesehatan terdapat poin yang mengizinkan ada organisasi lain selain IDI. Katanya, ini cukup berbahaya bagi masyarakat. Karena seorang dokter bermasalah yang melanggar kode etik dan disiplin IDI berpotensi menyebrang ke organisasi lain. 

"Kalau ada 3 atau 2 organisasi, maka dokter yang bermasalah akan pindah ke organisasi lain. Kalau banyak organisasi, konsekuensinya pada masyarakat karena etika dokter akan berbeda beda sesuai organisasi," tutur Sasmojo. 

Halaman Selanjutnya
img_title