Pembangunan Rumah Pembina LVRI Tahap II Ditargetkan Selesai Akhir Tahun
- VIVA Malang / Galih Rakasiwi
Batu, VIVA – Pembangunan tahap II rumah pembina LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) yang dikerjakan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKP) Kota Batu, kini telah mencapai progres 40 persen.
Pembangunan ini merupakan bagian dari Program Strategis Daerah (PSD) tahun 2024, dengan anggaran sebesar Rp 8,8 miliar.
Kepala DPKP Kota Batu, Bangun Yulianto, menjelaskan bahwa proyek tersebut melibatkan pembangunan tiga unit rumah pembina LVRI. Pembangunan ini diharapkan dapat diselesaikan oleh pihak ketiga yang mengerjakan proyek, setelah sempat terhenti pada tahun sebelumnya akibat kontraktor sebelumnya tidak mampu melanjutkan pekerjaan.
"Pembangunan rumah pembina LVRI sebenarnya dimulai tahun lalu, namun terhenti karena pihak ketiga saat itu tidak mampu menyelesaikannya. Kini, proyek tahap II sudah berjalan sekitar 40 persen dan kami optimis akan selesai tahun ini," katanya, Kamis, 12 September 2024.
Selain pembangunan rumah pembina LVRI, DPKP Kota Batu juga sedang melakukan pembangunan enam rumah negara yang berada dalam satu kompleks dengan rumah pembina tersebut. Diharapkan seluruh proyek tersebut dapat rampung pada akhir tahun 2024.
"Tahun ini kami tidak hanya fokus pada pembangunan rumah pembina LVRI dan rumah negara, kami juga menjalankan beberapa proyek fisik lain yang menjadi prioritas pada tahun 2024," ujarnya.
Seperti proyek pembangunan Gedung SMPN 7 Tahap III. Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan fasilitas pendidikan di Kota Batu untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
Kedua, Pembangunan Gudang Aset Pemerintah. Gudang ini akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan aset-aset milik pemerintah kota yang memerlukan tempat khusus.
"Ke tiga, pembangunan kios unggas dan penggilingan daging tahap II. Kios unggas dan penggilingan daging ini diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi warga, terutama bagi para peternak dan pengusaha kecil. Ke empat, pembangunan rumah negara dengan anggaran Rp3,1 Miliar. Proyek pembangunan rumah negara ini bertujuan untuk menyediakan hunian layak bagi pegawai negeri dan aparat pemerintah," tuturnya.
Bangun menambahkan, pihaknya menargetkan agar serapan anggaran DPKP bisa maksimal. Semua proyek fisik tersebut diupayakan berjalan sesuai rencana. Namun, efisiensi anggaran tetap diperhitungkan, terutama dari sisa tender yang bisa memberikan kelebihan dana pada serapan belanja.
"Nah serapan anggaran dalam proyek-proyek besar seringkali bergantung pada tahapan penyelesaian yang dilakukan oleh kontraktor. Sesuai dengan aturan tender, pencairan pembayaran proyek besar dilakukan dalam tiga tahap atau termin," ujarnya.
Pencairan dana dilakukan ketika proyek mencapai 55 persen, di mana 50 persen dari total proyek akan dibayarkan. Selanjutnya, saat proyek selesai 100 persen, akan dibayarkan 45 persen.
"Sisa 5 persen akan diberikan setelah tahap perawatan selesai. Dengan sistem pembayaran yang terstruktur ini, kami berkeinginan dapat menjaga stabilitas pelaksanaan proyek serta memastikan kualitas pekerjaan tetap terjaga hingga tahap perawatan," katanya.
Ia pun optimis bahwa seluruh proyek fisik yang tengah berjalan akan selesai sesuai target, memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Kota Batu. Kunci lain yaitu semua proyek harus berjalan tepat waktu dan sesuai anggaran.
"Efisiensi dan pengawasan ketat akan terus dilakukan untuk memastikan bahwa proyek-proyek strategis ini benar-benar memberikan dampak positif bagi warga, terutama dalam hal perumahan, pendidikan, dan ekonomi," tuturnya.