Idul Adha Moment Menguatkan Toleransi dan Ikhtiar Warga Kota Batu
- Prokopim KWB.
Batu, VIVA – Momen Idul Adha 1445 Hijriah menjadi saat yang paling tepat untuk saling menguatkan toleransi, memberikan kasih sayang serta meneguhkan antara satu dengan yang lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai usai mengikuti Salah Idul Adha di Masjid Brigjen Soegiyono Balai Kota Among Tani, Senin 17 Juni 2024 kemarin.
“Alhamdulillah kebetulan cuaca kemarin sedang bagus, sehingga kita bisa melaksanakan salat di luar, dan alhamdulillah juga bisa berjalan dengan tertib. Kali ini juga jamaah yang hadir lebih banyak. Harapannya pada Idul kurban ini semakin membangkitkan semangat ikhtiar untuk bertoleransi," katanya, Selasa 18 Juni 2024.
Hewan kurban yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha merupakan bentuk kepedulian antar sesama sehingga tidak terjadi kemiskinan maupun kesengsaraan di tengah-tengah masyarakat. Hal itu merupakan bagian dari persaudaraan yang dibentuk.
"Kemarin khotib kita menyampaikan, bagaimana kebersamaan itu harus kita teguhkan. Kebersamaan untuk saling mencintai dan menyayangi harus kita teguhkan. Oleh sebab itu, ini momen yang baik untuk kita menjalin tali silaturahmi di Idul Kurban ini," ujarnya.
Total ada 13 ekor sapi dan tujuh ekor kambing yang berasal dari Pemerintah Kota Batu dan masyarakat yang di distribusikan ke masjid-masjid di seluruh Kota Batu.
"Sebelum disembelih hewan kurban tersebut telah melalui berbagai pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Untuk daging kemarin langsung distribusikan ke seluruh masyarakat Kota Batu. Distribusi dilakukan secara langsung ke masyarakat tanpa mengambil karcis," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Brigjend Soegiyono, Suwoko menjelaskan di Pemerintah Kota Batu terdapat 13 ekor sapi dan tujuh ekor kambing. Sepuluh ekor sapi diantaranya di distribusikan langsung ke masjid-masjid.
"Sepuluh ekor langsung kami di distribusikan ke masjid-masjid di Kota Batu melalui Takmir Masjid masing-masing. Ini sudah menjadi tradisi sejak tahun-tahun sebelumnya. Hal demikian dilakukan untuk memudahkan bagi kami dalam pendistribusian daging ke masyarakat Kota Batu secara merata,” ujarnya.
Untuk Masjid Brigjend Soegiyono sendiri, daging kurban di distribusikan secara langsung tanpa menggunakan karcis. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pertumpukan masyarkat yang hendak mengambil daging.
"Sudah pernah terjadi, jadi disini kalau pakai karcis banyak yang antre. Kasihan kalau harus menunggu lama. Selain itu juga dari panitia yang bertugas mengolah daging kurban merasa di buru-buru. Oleh karenanya untuk kemaslahatan bersama maka kami langsung mendistribusikan ke masyarakat sekitar masjid, anak yatim serta pondok pesantren," katanya.