Diduga Banyak Kios Kosong Tak Bertuan di Pasar Induk Among Tani Batu

Kios kosong sejak Pasar Induk Among Tani Batu beroperasi.
Sumber :
  • VIVA Malang / Galih Rakasiwi

Batu, VIVA – Banyak kios di Pasar Induk Among Tani Kota Batu yang tak pernah buka dan diduga tak bertuan. Sejak beroperasi mulai 28 Oktober 2023 silam, belum diketahui pasti kenapa kios tersebut kosong.

Refleksi Politik Lewat Seni, Muhammadiyah Batu Gelar Pameran FO(U)R di Kota Batu

Seperti yang disampaikan pedagang Tahu Telor bernama Ita. Perempuan asal Dusun Poh Kopek, Desa Oro-oro Ombo ini membenarkan jika banyak kios kosong, salah satunya di zona 3 kuliner.

"Ya banyak yang kosong seperti zona 3 bagian belakang atau sisi Utara. Sejak buka, kami tidak pernah tahu siapa pemilik kios tersebut, soalnya gak pernah jualan," kata Ita, Rabu 5 Juni 2024.

Tak Kuat Menanjak Truk Hino Tabrak Pemotor di Kota Batu, Begini Nasib Korban

Total ada belasan kios di tempat tersebut yang kosong, meski beberapa pernah buka namun sepi dan memilih tutup. Dirinya pun penasaran apakah memang banyak kios sisa dalam pembangunan Pasar Induk. 

"Apakah kios sisa saya gak tahu, tapi jujur penasaran soalnya lumayan banyak. Soalnya sejak saya pindah pada kloter kedua kios tersebut selalu kosong, ya sampai sekarang ini," ujarnya.

8 Parpol di Kota Batu Bakal Dapat Kucuran Rp448,4 Juta dari Bakesbangpol

Menanggapi itu, Kepala UPT Pasar Induk Among Tani, Agus Suyadi menjelaskan jika kios kosong tersebut tentu sudah dimiliki para pedagang, sesuai data yang dikantongi oleh pihaknya. Dia menilai para pedagang tersebut tidak seantusias saat pengambilan nomor undian.

"Beberapa kios memang tutup, pemiliknya tidak seantusias saat pengundian. Dulu, setelah mendapat nomor kios sampai detik ini mereka tidak buka," kata Agus. 

Sesuai regulasi para pedagang yang tidak beroperasi tentu akan dikenai sanksi, mereka sudah mendapat peringatan pertama yang ditempel di dinding-dinding kios.

"Nah untuk durasi sanksi dari peringatan pertama sampai ketiga berkisar 3 bulan. Dalam waktu dekat akan kita surati dengan peringatan ke dua. Bila tetap tidak ada respon maka kita (UPT.red) akan menyerahkan keputusan tersebut ke penegak perda atau Pemkot Batu. Bisa jadi kios ditarik kembali," tuturnya.

Ditanya berapa jumlah keseluruhan kios yang kosong? Agus mengaku tidak hafal secara pasti, ia hanya bisa memperkirakan ada 15-20 persen kios kosong dari jumlah keseluruhan kios. 

"Sebagian yang kosong itu pemiliknya pernah buka tapi terus tutup. Tidak tahu kenapa, apakah karena sepi atau masalah lainnya," ujarnya.

Saat kembali ditanya adanya isu beberapa kios kosong dimiliki oleh pejabat atau orang luar Kota Batu. Agus menegaskan jika isu tersebut tidak benar. 

"Tidak benar, karena pembangunan kios sudah sesuai data. Perkiraan saya mungkin banyak pedagang yang menganggap memiliki kios di pasar merupakan investasi, dia tidak pernah membuka kiosnya tapi disewa-sewakan. Itu informasi-informasi yang saya dengar di sekitar sini," katanya.

Meski begitu Agus tidak bisa membenarkan informasi tersebut dengan pasti, pasalnya ia tidak pernah menemukan ada praktek tersebut secara langsung.

"Jika memang ada transaksional harus dicari. Sebab kalau saya investigasi gak mungkin, karena mesti takut orangnya," ujar Agus. 

Sebelumnya, DPRD Kota Batu pertanyakan sisa kios kosong yang ada di Pasar Induk dan meminta adanya transparansi dan kejelasan dalam pengelolaan pasar tradisional termegah di Indonesia tersebut.

"Seharusnya dinas atau UPT menginformasikan kios kosong yang belum berpenghuni ke masyarakat agar bisa dimanfaatkan. Selain itu sebagai bentuk transparansi pengelolaan pasar," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari beberapa waktu lalu.

Dengan adanya transparansi terkait informasi sisa kios kosong secara tidak langsung masyarakat umum tidak akan mempertanyakan hal tersebut.

"Tapi sebaliknya ketika tidak ada transparansi ditakutkan masyarakat umum menduga-duga jika sisa kios kosong dikhususkan untuk orang-orang tertentu. Jadi harus terbuka terkait berapa sisa kios kosong yang ada ke masyarakat. Kemudian masyarakat bisa memanfaatkan kios tersebut," ujar Khamim. 

Perlu diketahui Pembangunan Pasar Induk Among Tani juga dilakukan peningkatan kuantitas bangunan pasar dengan daya tampung 2.630 unit, terdiri dari 1.716 kios dan 914 los. Dari data yang dimiliki, untuk total pedagang yang memiliki SK sebanyak 2.209 orang. Artinya jika 15 persen tak beroperasi, tentu ada ratusan kios atau los kosong di sana.