Merasa Sendirian saat Dirawat, Pasien RSUD Jombang Nekat Mau Pulang Paksa

Pasien RSUD Jombang yang ingin pulang paksa.
Sumber :
  • VIVA Malang/Elok Apriyanto

Jombang, VIVA - Bambang, 59 tahun, pasien yang menjalani perawatan di RSUD Jombang, Jawa Timur, bersitegang dengan sejumlah satpam usai nekat pulang paksa pada Rabu, 13 Maret 2024. 

Polres Jombang Lakukan Penyisiran di Lokasi Penemuan Mayat Tanpa Kepala

Warga Dusun Wonoayu, Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung ini mengaku nekat pulang paksa lantaran selama dirawat dirinya melakukan hal-hal sendirian. 

Karena kondisi itulah yang membuat Bambang ingin pulang paksa dari RSUD Jombang ke rumah adiknya yang ada di Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung tersebut. 

Polisi: Mayat yang Ditemukan Pencari Ikan di Jombang ada Dugaan Korban Mutilasi

"Aku ini manusia bukan hewan, aku semuanya melakukan sendiri, buang air kecil sendiri, buang air besar sendiri, mending saya pulang, sendiri naik becak itu," kata Bambang saat dihadang satpam penjagaan RSUD Jombang.

Meski dibujuk oleh satpam penjagaan untuk kembali ke kamar perawatan, Bambang tetap ngotot ingin pulang paksa. Ia mengatakan sudah tak mau dirawat di RSUD Jombang.

Identitas Mayat Perempuan di Sungai Jombang Akhirnya Terungkap

"Wes gak, wes gak, gak mau saya sudah wegah. Pokoknya saya gak mau ya gak mau, mending pulang saja aku," ujarnya.

Bambang mengaku sebenarnya hari ini dijadwalkan untuk operasi penyakit prostat yang ia derita, namun hal itu ditunda lantaran belum ada biaya.

"Ini mau dioperasi gak jadi, karena belum bayar. Aku ini orang yang tidak mampu. Seharusnya dioperasi dulu kan bisa sih. Rumahku Wonoayu (salah satu dusun di Desa Dokohmojo)," tuturnya.

Upaya pulang paksa yang dilakukan oleh Bambang ternyata gagal. Ia pun akhirnya berhasil dibujuk oleh sejumlah warga dan masuk kembali ke RSUD Jombang.

Sementara itu, direktur RSUD Jombang, Ma'murotus Sa'diyah menjelaskan, pasien atas nama Bambang tersebut memang adalah salah satu pasien yang menjalani perawatan di RSUD Jombang.

Ma'murotus mengatakan bahwa Bambang merupakan pasien dengan keluhan penyakit prostat. Ia dirawat di ruang perawatan Bima, yang ada di RSUD Jombang.

"Pasien itu sudah dilakukan tindakan dan dipasang alat ya. Dan direncanakan untuk operasi. Tapi sampai dua hari dirawat pihak keluarga tidak ada yang datang, sejak awal," katanya.

Ia pun menjelaskan bahwa pasien tersebut masuk ke RSUD Jombang pada Senin, 11 Maret 2024, dibawa oleh adik kandungnya yang tinggal di Desa Dukuhmojo, Mojoagung.

"Sejak awal diantar keluarga, kemudian tidak ada yang mendampingi. Sehingga itu, mungkin secara psikis pasien ya agak terganggu," ujarnya.

Saat ditanya terkait bahwa pasien mengaku tidak jadi operasi lantaran tak ada biaya, Ma'murotus pun membantah hal tersebut.

"Bukan ya, mungkin itu persepsi dari si pasien itu sendiri. Karena dari awal pasien itu sudah direncanakan operasi, dan ketika keluarga tidak ada yang datang untuk mengurus ke Dinas Sosial, petugas kami telpon ke bidan Desa (Dukuhmojo)," tuturnya.

"Kita selanjutnya minta nomor telepon keluarga pasien, dan akhirnya ketemu mas Andreas ini (keponakan Bambang), dan juga telpon ke pak Kasun," katanya.

Setelah berhasil menghubungi keluarga dan pihak Desa, sambung Ma'murotus, dilakukanlah koordinasi terkait pengurusan kartu program pelayanan kesehatan masyarakat miskin (yankesmaskin) untuk mengcover biaya pengobatan Bambang.

"Jadi rumah sakit tidak pernah membahas urusan pembiayaan di depan, itu tidak pernah. Buktinya ia sudah dilakukan pemasangan alat bantu buang air kecil tanpa menunggu biaya," ujarnya.

"Biayanya nanti kami berkoordinasi dengan dinas sosial, kemudian dengan dinas kesehatan dan juga hari ini kita sudah koordinasi dengan desa. Karena suratnya nanti desa, dan biayanya ditanggung pemerintah daerah, yankesmaskin provinsi karena KTP nya (Bambang) adalah (warga) Madiun," tuturnya.

Kondisi saat ini pasien memang sudah membaik, dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa, seperti buang air kecil atau buang air besar.

"Kondisi pasien sekarang sudah pulih, sudah normal. Cuman menunggu rencana operasi. Dan rencana operasi insyaallah besok," kata Ma'murotus.

Sementara itu, Wahyu Prasetyo Kasun Wonoayu, Desa Dukuhmojo mengaku bahwa Bambang memiliki karakter emosional atau tempramen. Hal ini dikarenakan Bambang, kini tengah berpisah dengan istri dan kedua anaknya.

"Pak Bambang ini memang sudah pisah sama istrinya, sama keluarganya juga, seperti kayak ada masalah. Jadi masalah psikis pak Bambang ini, agak berubah-ubah. Waktu tinggal di Dukuhmojo sendiri, itu emosionalnya naik turun, berubah-ubah dan suka marah-marah pada keluarga yang ditempati," ujarnya.