Berstatus Sekolah Adiwiyata Nasional, Sekolah Madrasah di Jombang punya 17 Motif Batik
- VIVA Malang (Elok Aprianto-Jombang)
Jombang, VIVA – Menyandang status sekolah madrasah adiwiyata nasional, memacu pihak MTsN 1 Jombang, Jawa Timur, untuk membuat inovasi baru.
Salah satu inovasinya yakni, menciptakan karya baru berupa motif batik. Tak tanggung-tanggung, kini ada 17 motif batik khas madrasah yang dimiliki sekolah beralamat di jalan Prof. Muh. Yamin No.56, Pandanwangi, Kecamatan Diwek ini.
Purnomo selaku Kepala Sekolah MTsN 1 Jombang mengatakan, kini MTsN 1 Jombang telah memiliki 17 motif batik khas madrasah.
"Karena identitas madrasah batik itu sudah melekat pada MTsN 1 Jombang, kita harus menciptakan pola-pola baru setiap tahun," katanya, Selasa 6 Agustus 2024.
Lebih lanjut, Purnomo mengatakan bahwa karya yang terbaru adalah motif batik corak bunga wijaya kusuma. Yang terinspirasi dari bunga wijaya kusuma yang banyak bergelantungan di atap MTsN 1 Jombang.
"Corak itu menjadi corak ke-17 dan telah dipatenkan," ujarnya.
Ia menegaskan setiap batik karya siswa dan guru MTsN 1 Jombang memiliki ciri khas sendiri, utamanya pada tulisan pego bertuliskan MTsN 1 Jombang yang ada di semua corak batik.
"Memang dibuat sangat samar, jadi yang tahu hanya kita saja," tuturnya.
Hal ini dikarenakan batik karya siswa dijadikan sebagai seragam identitas madrasah juga guru.
Tahun depan, MTsN 1 Jombang juga bakal membuat corak baru bertema jambu merah dan buah sirsak. Itu karena kedua buah tersebut tumbuh subur di halaman MTsN 1 Jombang.
"Kita cari tanaman yang khas di madrasah, yang kemudian itu jadi corak batik," kata Purnomo.
Ia menegaskan batik juga menjadi salah satu ekstrakurikuler favorit para siswa. MTsN 1 Jombang juga merupakan sekolah ramah anak (SRA).
"Ini untuk melindungi anak dari kekerasan dan bullying, MTsN 1 Jombang menciptakan suasana belajar yang nyaman, gembira dan menyenangkan. Harapannya sekolah juga dapat lebih kondusif. Hal ini berlaku baik bagi guru juga bagi siswa," ujarnya.
Ia mencontohkan, untuk guru misalnya, membentuk kekompakan guru, MTsN 1 Jombang memberikan fasilitas yang memadai, meja dan kursi guru, ruangan dan toilet yang representatif, juga dilengkapi dapur yang bisa dimanfaatkan guru.
"Diharapkan, melalui dapur tersebut, tercipta kekompakan, kebersamaan antar guru," tuturnya.
Sementara untuk siswa, lanjut Purnomo, MTsN 1 Jombang membangun jiwa enterpreneur sejak dini. Dengan melibatkan siswa dalam manajemen koperasi.
"Koperasi dan kantin yang dikelola mandiri oleh siswa dan guru, modal juga dari siswa yang hasilnya akan dibagikan ketika siswa sudah di kelas 9," katanya.
Ia menyebut bahwa GTT dan PTT juga diberikan kesempatan yang luas untuk berjualan di kantin dan koperasi. Harapannya, kesejahteraan guru meningkat, 10 persen hasil yang diberikan ke madrasah juga bakal dipakai untuk menunjang fasilitas madrasah.
"Kita berikan kesempatan itu untuk GTT dan PTT, agar kesejahteraan lebih meningkat, dan hasil yang masuk ke madrasah bisa dipakai untuk meningkatkan sarana prasarana madrasah agar lebih layak," ujarnya.
Menurut Purnomo, empat tugas kepala sekolah, yaitu pengembangan madrasah, supervisi, manajerial dan kewirausahaan harus berjalan seimbang.
"Sejak memimpin MTsN 1 Jombang kurang lebih dua tahun, Purnomo juga telah berhasil membangun sejumlah fasilitas, salah satunya masjid madrasah yang dapat menampung kurang lebih 1.000 jamaah, jalan madrasah, serta fasilitas sekolah yang lebih representatif," ujarnya.
Utamanya dua ruang kelas billingual yang dibuat modern. Bahkan tak jarang, pihaknya sendiri yang membantu para tukang untuk bekerja.
"Kalau siswa pulang saya bantu-bantu nguli biar cepat selesai, dapat menekan biaya tukang, setiap hari bawa kaos saya, jarang pakai pakaian dinas, karena memang dasarnya pekerja lapangan," tuturnya.