Dosen UMM Ciptakan Jenis Ayam Kampung Petelur Baru

Dosen Peternakan UMM Suyatno ciptakan jenis ayam kampung petelur baru
Sumber :
  • Humas UMM

Malang, VIVA Dosen Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Suyatno menyebut Ayam kampung Indonesia memiliki potensi besar untuk menyongsong pasar global. Ayam kampung memiliki nilai jual tinggi dibandingkan dengan ayam petelur biasa. 

Keluarga Korban Ungkap Tabiat Asli Pelaku Pembunuhan Balita 3 Tahun di Jombang

Tetapi di tengah potensi yang besar para peternak dihadapkan pada persoalan permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan produksi yang baik. Dia pun menciptakan gen asli ayam kampung petelur super untuk menjawab permintaan produksi ayam petelur.

Ia mendesain perkawinan silang induk ayam kampung dari beberapa wilayah di Jawa Timur untuk menciptakan strain baru yang memiliki keunggulan dalam memproduksi telur. 

Dorong UM dan IKM Naik Kelas, Diskumperindag Kota Batu Gelar Pelatihan Sertifikasi Halal

"Ada empat jenis ayam dari beberapa wilayah di Jawa Timur yang disilangkan yaitu ayam kampung putih, ayam kampung lurik merah, ayam kampung ranupane, dan wareng," kata Suyatno, Senin, 27 Mei 2024. 

Fokus utama penelitian ini adalah seleksi dan pengaturan jalur perkawinan untuk menciptakan strain baru jenis ayam kampung petelur super. Prosesnya menggunakan kombinasi beberapa sistem breeding seperti cross breeding, reciprocal cross, dan outbreeding. 

UMK Kota Batu Diperkirakan Naik 6,5 Persen Menjadi Rp3,3 juta

Begitupun dengan program seleksi yang tepat seperti seleksi berat badan umur tiga bulan. Hasilnya adalah strain baru ayam petelur yang dia beri nama UMMChick. Penelitian ini dia sampaikan dalam uian disertasinya pada 21 Mei 2024 lalu sebagai syarat mendapatkan gelar doktor. 

Sebagai informasi, breeding atau pemuliaan merupakan sistem atau kegiatan untuk memelihara kemurnian galur pada hewan atau tumbuhan sekaligus memperbaiki kualitas dan produksinya. 

Tujuan utamanya adalah menghasilkan populasi hewan lokal dengan tingkat produksi telur yang baik. Selama menjalankan program breeding, untuk menghasilkan strain baru, Suyatno berfokus pada produksi telur yang dihasilkan. Hasilnya, didapat strain ayam kampung baru yang menghasilkan telur 50 persen sampai 60 persen dari produksi ayam kampung pada umumya.

"Kami menjamin bahwa strain 'UMMChick' ini bagus dan potensial karena sumber genetik masih terjaga dan dipelihara secara luas di Jawa Timur," ujarnya.

Strain baru ayam petelur ini bisa menjadi ladang usaha UMM untuk mengembangkan usahanya karena tingginya permintaan akan telur ayam kampung. Hasil UMMChick akan dijual dengan merek dagang 'Eggnic' atau telur organik. 

Sementara itu, salah satu penguji disertasi tersebut, Prof. Dr. Ir. Asmah Hidayati, M.P, IPM berharap penelitian yang diciptakan oleh Suyatno ini tak berhenti sampai disini saja. Karena pengembangan strain ayam kampung baru dengan produktivitas lebih tinggi pasti dibutuhkan di masa depan. 

"Kalau nanti bisa menciptakan strain dengan tingkat produktivitas 100 persen tentu akan lebih bagus lagi. Ini juga pasti dibutuhkan masyarakat luas," tutur Asmah.