Akibat Carut Marut Poltekom Malang, Dosen Terima Gaji Tidak Layak Selama 3 Tahun

Spanduk protes mahasiswa Poltekom Kota Malang
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

"Jadi kami perhitungkan untuk transportasi Rp1 juta itu cukupnya untuk berapa kali berangkat ke kampus. Itu nanti kita sesuaikan dengan model pembelajaran baik secara langsung atau online," tutur Panji. 

DPRD Kota Malang Tegaskan Ranperda Kota Layak Anak Segera Jadi Perda

Panji telah menjadi dosen sejak 2010. Selama 13 tahun mengabdi periode 3 tahun ke belakang adalah tahun yang cukup berat. Karena disaat banyak dosen yang mundur dia harus mengajar dobel mata kuliah. Semua dilakukan atas nama pengabdian.

"Dengan mengajar mata kuliah rangkap ini harusnya kami dibayar lebih. Tapi apalah daya gaji kami disamakan dengan petugas cleaning servis. Kami selama ini sudah mengupayakan dengan meminta kepada direktur untuk bertemu pihak yayasan. Tapi selama ini tidak pernah berhasil. 

Pesta Rakyat Warnai Peresmian Gedung Kesehatan RS Hasta Brata Batu

Di tahun 2023 ini Poltekom ternyata masih menerima mahasiswa baru sebanyak 6 orang. Para maba ini menjadi korban dari ketidakjelasan jajaran rektorat. Di tengah carut marut pengelolaan Poltekom, 6 maba ini belum pernah mengikuti mata perkuliahan sama sekali. 

"Satu angkatan maba 2023 ini belum mengikuti mata perkuliahan. Dari direktur tidak pernah menghubungi dosen terkait mekanisme mengajar dan gajinya seperti apa. Sehingga yang menjadi korban para maba ini karena tidak ada kejelasan," kata Panji. 

Penyegaran Jabatan, 8 PJU Polres Jombang dan 7 Kapolsek Dirotasi

Sebelumnya, mahasiswa Politeknik Kota Malang protes kepada yayasan yang menaungi kampus yang berada di Jalan Raya Tlogowaru, Kota Malang. Sejumlah spanduk kecaman mereka pasang di area depan kampus. 

Spanduk itu bertuliskan, 'Katanya Kota Pendidikan Tapi Kampus Kami Hancur Kok ? Di Biarkan'. 'Hak Dosen Aja Gak Terpenuhi Apalagi Hak Mahasiswa'. 

Halaman Selanjutnya
img_title