Saatnya Didier Deschamps Ukir Sejarah di Piala Dunia 2022

Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps
Sumber :
  • AP Photo/Martin Meisner

MalangPelatih Timnas Prancis Didier Deschamps memiliki momentum untuk mengukir sejarah dalam Final Piala Dunia 2022. Prancis akan melawan Timnas Argentina di Lusail Iconic Stadium, Qatar pada Minggu malam WIB 18 Desember 2022. 

Keren! 2 Pelajar MAN 1 Jombang Sabet Juara Pertama Lomba Robotik Tingkat Jawa Timur

Dikutip dari VIVA.co.id seandainya Prancis keluar sebagai pemenang dalam laga nanti, Deschamps akan menyamai rekor Vittorio Pozzo sebagai pelatih yang juara Piala Dunia dua kali berturut-turut. Capaian itu dilakukan Pozzo ketika menangani Timnas Italia dan menang pada Piala Dunia 1934 dan 1938.

Deschamps memenangkan Piala Dunia 2018 bersama Prancis. Ketika itu dia tercatat sebagai orang yang bisa menang sebagai pemain dan pelatih.

Belasan Peserta Upacara Hardiknas di Jombang Jatuh Pingsan

Ketika masih bermain, Deschamps adalah bagian dari skuad Prancis yang memenangkan Piala Dunia 1998. Rekor baru kini ada di depan matanya.

Akan menjadi menarik bagi Deschamps ketika menyamai rekor Pozzo. Karena dia berada di era modern dengan 32 negara sebagai peserta, yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.

Irak U23 vs Indonesia U23, Garuda Muda Wajib Menang Demi Satu Tiket Lolos Olimpiade Paris 2024

Sepakbola Prancis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan sisi positifnya. Bagaimana tidak, karena dalam tujuh edisi Piala Dunia terakhir, mereka empat kali menembus babak final.

Pada 1998 dan 2018, tim berjuluk Les Blues keluar sebagai pemenang. Lalu pada Piala Dunia 2006 mereka kalah dari Italia. Untuk edisi kali ini, tantangan menjadi juara akan mereka hadapi.

Tentu tidak mudah bagi Kylian Mbappe dan kawan-kawan untuk bisa menang dalam laga nanti. Sebab, Argentina sebagai lawan juga ingin menjadi yang terbaik.

Saat ini Prancis dan Argentina sudah dua kali menjadi pemenang Piala Dunia 2022. Mereka sama-sama mengincar gelar juara yang ketiga.

ESPN menilai Deschamps adalah arsitek kesuksesan Prancis dalam beberapa tahun terakhir. Strategi pragmatisnya amat cocok dengan kompetisi seperti Piala Dunia.

Dia lebih berpikir defensif ketimbang menyerang, tapi yang lebih penting, dia mampu menciptakan mentalitas pemenang dalam tim. Dia telah mengambil alih trauma kegagalan di Piala Dunai 2010 dan EURO 2012, lalu mengajari bagaimana untuk menang, menjadi solid, dan kejam untuk lawan.