Terduga Pelaku Pengeroyokan Bocah SD di Malang Sekitar 7 Orang

Ilustrasi perundungan
Sumber :
  • ANTARA News/Andre Angkawijaya

Malang – Kasie Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik mengatakan, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang telah menerima laporan kasus pengeroyokan bocah kelas 2 SD di Kepanjen, Kabupaten Malang. 

Mas Dion, Kader Militan PKB Mantap Maju Cabup Pasuruan 2024

Polisi telah memeriksa terduga pelaku pengeroyokan sekitar 7 orang dimana semuanya merupakan kakak kelas. Adapun korban dikeroyok oleh kakak kelasnya disekitar waduk Sengguruh. Para pelaku sudah menunggu korban saat itu. 

"Kejadiannya di sekitar Sengguruh. Saat pulang sekolah, korban ke sekitar lokasi kejadian, dan disana sudah ditunggu oleh kakak kelasnya. Kemudian dilakukan penganiayaan atau pengeroyokan di situ," kata Taufik, Kamis, 24 November 2022. 

Live Streaming Indonesia U23 vs Uzbekistan U23 di RCTI dan Vision+

Setelah dikeroyok korban ditinggalkan begitu saja di lokasi. Kemudian datang seorang pencari rumput yang memberikan pertolongan dan mengantar korban kembali ke sekolah. Dari hasil pemeriksaan sementara ini korban diketahui mengalami luka di beberapa bagian tubuh antara lain dada dan kepala.

Ayah korban Edi Subandi menceritakan kronologis perundungan yang dialami oleh anaknya. Peristiwa itu, terjadi pada 11 November 2022 lalu. Saat itu, korban pulang lebih terlambat di lokasi pengeroyokan anaknya sudah ditunggu oleh kakak kelasnya. 

KONI, Dindik, dan DPRD Gelar Hearing Persiapan Porprov 2025, Ini Pembahasannya

"Jadi anak saya pulang telat. Ternyata di sekolah depan Sengguruh, waktu dia di parkiran (sepeda) dia diseret tiga atau empat orang anak, kita kurang jelas. Diseret ke bendungan Sengguruh yang ada di depan sekolah. Disana dianiaya, ditendang, dipukul dadanya sampai sempat sesak nafasnya sulit," ujar Edi. 

Sesampai di rumah korban diam. Anaknya tidak menceritakan peristiwa pengeroyokan yang baru saja dialami kepada orang tuanya. Sehingga dia tidak memiliki pikiran yang aneh saat itu. 

"Dia hanya nangis sambil membanting sepedahnya. Mungkin karena jengkel. Karena yang menganiaya semua anak kelas 6 dan dia sendirian tidak berani," tutur Edi. 

Tetapi pada Sabtu 12 November 2022 korban mengalami muntah-muntah dan pusing sehingga memutuskan tidak sekolah. Keluarga mengira bahwa korban yang baru saja menjalani perawatan karena tipes, penyakitnya sedang kambuh. 

"Saya bawa ke bidan anak-anak. Dikasih obat sekitar dua hari agak mendingan. Tapi anaknya ngeluh kepalanya pusing, namun tidak panas. Bahkan sorenya itu sampai kejang lalu saya bawa ke dokter," kata Edi. 

Selain itu, Edi mengungkapkan jika anaknya menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya sejak kelas 1 SD. Anaknya sering dipalak. Jika tidak menuruti anaknya langsung di keroyok. Hasil rekam medik dokter dengan pemeriksaan dan foto rontgen, ada beberapa luka akibat kekerasan yang diterima anaknya. Diantaranya di bagian dada dan kepala. 

"Di bagian dada itu kelihatan. Lalu ada benjol di belakang kepala, kalau dipegang katanya sakit," tutur Edi.