Festival Sekarbanjar Kota Malang, Peringatan Maulid Nabi dan Simbol Gotong Royong

Festival Sekarbanjar Lesbumi NU Kota Malang
Sumber :
  • VIVA Malang

Malang, VIVA – Lesbumi Nahdlatul Ulama Kota Malang kembali menggelar Festival Sekarbanjar 2024. Festival kedua ini digelar di Pondok Pesantren Karanggenting, Kelurahan Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang pada Sabtu, 21 September 2024. 

Jumlah Pemilih di Pilkada Kota Malang 2024 Hanya 64,82 Persen Saja

Tahun ini tema yang diambil adalah 'Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul'. Festival Sekarbanjar sekaligus memeriahkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. Disisi lain, semangat melestarikan budaya dan gotong royong rakyat juga ditampilkan. 

Dimulai dari penari cilik Tari Topeng Malangan. Disusul pawai budaya dengan mengarak tumpeng yang disusun dari buah jeruk hasil bumi membuat Festival Sekarbanjar semakin meriah dengan balutan budaya. 

Data BPS Ada 28 Ribu Orang Menganggur di Kota Malang

Ketua Lesbumi PBNU, KH Muhammad Jadul Maula menyebut festival Sekarbanjar penuh anugrah. Karena juga untuk memperingati Mulid Nabi. Dalam sebuah hadis para ulama menyampaikan, makanan atau buah buahan yang disajikan dalam peringatan Maulid untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW, zat zat terkecil hingga atom yang ada di makanan itu bergetar terus penuh berkah. 

"Unsur unsur terkecil makanan itu akan terus bergetar hingga makanan tersebut benar benar dimakan di peringatan Maulid Nabi. Sebab, dosa dosa yang ada di makanan itu akan diampuni Allah SWT. Oleh karena itu saya sangat mengapresiasi sekali pada semua yang mendukung acara ini apapun bentuknya. Karena semua di acara ini mengandung berkah," kata Kiai Jadul sapaan akrabnya. 

Usung Konsep Gotong-Royong, 3.910 Mahasiswa Baru UIBU Berasal dari Seluruh Indonesia

Bahkan dia merasa tergetar dengan tajuk acara ini. Ada pesan ajakan perenungan atas apa yang telah dilalui selama ini. Soal 3 tumpeng jeruk diibaratkan dengan kerendahan hati Nabi Muhammad SAW. Dimana, Nabi Muhammad pernah menyampaikan bahwa dirinya hanyalah seorang anak dari ibu yang suka makan dendeng. 

"Jadi beliau menggambarkan diri beliau hanya manusia biasa. Tapi beliau adalah cahaya yang ruhnya diciptakan sebelum diciptakannya alam semesta. Jadi tema festival ini sangat kuat, 'Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul'. Kita menjadikan Rasul sebagai media untuk mengikat asal usul kita. Jadi kita bisa mengingat dari mana asal kita dan kemana tujuan kita semua," ujar Kiai Jadul. 

Halaman Selanjutnya
img_title