RS Persada Hospital Punya Alat Canggih untuk Antisipasi Kasus Gangguan Tidur

RS Persada Hospital, Kota Malang, Jawa Timur.
Sumber :
  • RS Persada Hospital.

Penderita gangguan tidur yang sering ditanganinya untuk kalangan dewasa yakni jenis Insomnia. Hal itu biasanya berawal dari pikiran berat yang tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan stres berlebihan disinyalir menjadi salah satu pemicu sulit tidur. 

Mengenal Program Citasama Untuk Pelestarian Hutan Gunung Arjuno

Kemudian, untuk anak-anak dan remaja seringkali mengalami Sleep Apnea atau disebabkan kelainan lain pada bidang THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan) seperti tonsil (amandel) besar dan badan gemuk. 

"Kalau mahasiswa biasanya Insomnia karena kebiasaan tidur yang tidak teratur karena kebiasaan begadang atau jam tidur tidak teratur," tuturnya. 

Perolehan Kursi DPRD Merosot, Gus Irsyad Mudur Dari Ketua PKB Pasuruan

Dalam penanganannya, membutuhkan waktu yang bervariatif. Seperti penderita Insomnia bisa ditangani beberapa bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Untuk kesembuhan bervariasi tergantung penyakit, untuk Insomnia bisa beberapa bulan sampai tahun, karena selain obat juga perlu terapi pola pikir perilaku yang disebut Cognitive Behavioral Treatment for Insomnia (CBTI). 

"Terutama juga kebiasaan menerapkan tidur yang baik tadi, Sleep Hygiene," katanya. 

DPC PKB Kabupaten Pasuruan Kompak Berjuang Menangkan Gus Mujib di Pilkada 2024

Kini RS Persada menerapkan penggunaan alat Polysomnography (PSG) untuk mendiagnosis penderita gangguan tidur dan ngorok sehingga didapatkan data yang akurat. Alat buatan dari Islandia itu baru pertama digunakan di rumah sakit swasta Kota Malang. 

"Pasien diobservasi menggunakan alat Polysomnography. Pasien tidur seperti biasa, minimal pemeriksaan 6 hingga 8 jam. Selama tidur direkam semua sensor tadi, ada CCTV juga untuk melihat gerakan saat tidur. Di akhir pemeriksaan, saat bangun, dapat menganalisis tindakan selanjutnya, jenis terapi apa yang dibutuhkan," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
img_title