2022, Pelaku UMKM Manfaatkan Platform Digital Untuk Bisnisnya

2022, Pelaku UMKM Manfaatkan Platform Digital Untuk Bisnisnya
Sumber :
  • google/goodnewsfromindonesia.id

Malang – Selama masa pandemi Covid-19, banyak pelaku bisnis beradaptasi dan berinovasi untuk mempertahankan bisnisnya. Saah satunya, dengan memanfaatkan platform digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Pabrik Tas Rajut Kaboki Pasuruan Terbakar Hebat, Pembakar Ditangkap Polisi

Sebab, seperti diketahui, industri pariwisata, mulai dari perhotelan, transportasi dan lainnya sempat mengalami keterpurukan selama pandemi. Bahkan, sederet pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) gulung tikar. 

Akhirnya, mereka mulai merambah dunia digital agar tetap bisa bertahan.

Taekwondo Piala Pj Wali Kota Malang Jadi Ajang Cari Bibit Atlet dan Sport Tourism

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh United Nation Development Programme (UNDP) dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, sekitar 44 persen UMKM yang disurvei, telah bergabung dan berjualan di platform e-Commerce selama pandemi.  

Sementara, dari hasil riset lainnya yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 2020, turut mencatat ada tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di salah satu platform e-Commerce, yakni Tokopedia.

2 Profesor Baru FEB UMM Dikukuhkan

Untuk wilayah Bali (66,2 persen), Yogyakarta (42,2 persen) dan DKI Jakarta (28,3 persen). Ada dua contoh UMKM Bali yang dinilai berhasil bangkit dari keterpurukan karena digitalisasi. Yaitu, IniTempe dan Grande Granola.

Pemilik IniTempe, Beni Santoso, mengungkapkan, ia baru mulai mengenal dan memanfaatkan platform digital saat pandemi tahun 2020. Sebab, sejak tahun 2016, ia hanya menjual produk tempenya secara offline ke berbagai restoran di Bali.  

Setelah beralih ke online, dengan perjuangan dari nol mempelajari teknologi, IniTempe pun mulai menyasar pasar lokal dengan memasarkan produknya ke luar pulau Bali melalui e-Commerce. 

"Berkat go digital saya malah bisa ekspansi bisnis ke kota dan pulau lain. Walaupun di tengah pandemi, IniTempe tidak melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Wisatawan lokal pun jadi tahu soal IniTempe, " jelas Beni. 

Kini, produk IniTempe yang dipasarkan pun menjadi sangat beragam. Jika sebelumya ia hanya menjual tempe segar, sekarang IniTempe mulai menawarkan berbagai jenis produk olahan berbahan dasar tempe seperti cokelat tempe, keripik tempe, dan lainnya. 

Sementara itu, UMKM Grande Granola, diketahui fokus memproduksi sereal berbahan dasar granola yang menggunakan gandum bersertifikasi organik dan tanpa bahan pengawet. 

Luciana Dewi, pemilik Grande Granola, turut menceritakan perjuangannya dalam mengembangkan bisnis di tengah pandemi. 

Sama halnya dengan IniTempe, awalnya Grande Granola mengandalkan pemasukan dari turis lokal maupun turis asing. Namun, sejak pandemi jumlah turis di Bali menurun cukup signifikan. Hal ini turut berdampak terhadap bisnis Grande Granola. 

“70 persen penghasilan sebelum pandemi berasal dari turis asing dan turis lokal. Setelah pandemi, omzet kami jatuh hingga 40 persen,” ungkapnya.

Akhirnya, Luciana pun mencari strategi baru demi bangkit dari keterpurukan meskipun penjualannya terus menurun. Salah satunya dengan mengembangkan bisnisnya secara online melalui platform digital. 

“Sejak go digital, Grande Granola juga mulai dikenal dan jumlah pembeli pun terus meningkat. Pendapatan kami di masa pandemi 80 persen berasal dari salah satu platform e-Commerce asal Indonesia yaitu Tokopedia,” tuturnya.