Respon Sugiat Soal PDIP Bakal Usung Murah Jilid Dua di Pilkada Jombang
- VIVA Malang (Elok Aprianto-Jombang)
Jombang, VIVA – Kabar kembalinya pasangan Bupati dan wakil Bupati Jombang, periode 2018-2023, Mundjidah Wahab dan Sumrambah (Murah) jilid dua di Pilkada 2024, semakin kental dibicarakan warga Jombang.
Bahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun, pasangan Murah jilid dua ini bakal diusung oleh PDIP.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan rapat konsolidasi Pilkada serentak 2024, di kantor DPD PDIP Jawa Timur yang ada di Surabaya, pada Senin 15 Juli 2024 yang dihadiri Mundjidah dan Sumrambah.
Kabar ini ternyata juga diketahui oleh Pj Bupati Jombang Sugiat yang juga akan mengikuti kontestasi demokrasi tersebut pada 27 November nanti.
Meski demikian Sugiat mengaku bahwa persoalan itu merupakan ranah dari partai politik. Bukan urusan darinya sebagai Pj Bupati Jombang.
"Saya gak bisa komen ya, karena itu sudah ranah masing-masing partai politik ya," kata Sugiat, Jum'at 19 Juli 2024.
Sugiat menjelaskan bahwa semua pihak yang akan berkompetisi di Pilkada nanti, masih memiliki peluang yang sama. Pasalnya, hingga kini belum ada calon yang menerima surat rekomendasi dari parpol.
"Kalau kita lihat semua masih berpeluang, karena semua belum ada yang menerima rekomendasi, hanya sebatas surat tugas," ujarnya.
Ia menilai bahwa belum adanya calon yang mendapat rekomendasi, klaim yang dilakukan para calon itu, bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk komunikasi politik.
"Ya itu masih baru komunikasi politik. Itu sudah biasa, karena juga sampai hari ini masih surat tugas, belum ada rekom semua dari DPP," tuturnya.
Hal inilah yang membuat, ia yakin bahwa semua calon masih berpeluang mendapatkan rekom, dari partai manapun, termasuk dari PDIP. Walaupun, Sugiat sadar diri, bahwa dirinya bukan kader parpol.
"Saya dari (partai) mana aja, gak masalah, karena saya bukan kader partai, dari mana aja sangat berpeluang, dan saya gak pernah milih-milih," kata Sugiat.
Ditanya apakah ada parpol yang selama ini sudah menjalin komunikasi politik dengannya, ia mengaku semua parpol sudah berkomunikasi dengan dirinya.
"Hampir semua sudah berkomunikasi, tetapi komunikasinya itu kan gak harus langsung, karena statusnya masih sebagai ASN kan tidak boleh berpolitik, termasuk berhubungan langsung atau tidak," ujarnya.
"Tetapi teman-teman (partai) kan banyak yang menyampaikan bahwa pak ini dari sini mau begini, ya silahkan. Hampir semua (partai)," tuturnya.
Ia mencontohkan salah satu parpol yang menjalin komunikasi politik secara tidak langsung dengannya yakni partai Golkar.
"Saya pernah sampaikan, di awal-awal, Golkar itu pernah, ketemu ngobrol, dan menyampaikan pada saya kalau, Golkar terbuka peluang kalau bapak ingin masuk. Saya sampaikan waktu itu kalau saya ini ASN, tidak boleh menjadi anggota partai politik," kata Sugiat.
Ketika disinggung apakah pihaknya optimistis untuk maju menjadi bakal calon bupati (bacabup) di pilkada Jombang, ia mengaku hingga sekarang pihaknya optimis sekali. Lantaran ia sudah membuat surat pengunduran diri ke Mendagri.
"Kalau saya tidak optimis saya tidak akan mundur, sebagai Pj. Saya kan mundur sebagai Pj, ini kan dalam rangka untuk maju (pilkada Jombang)," ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa dirinya rela mengorbankan sisa waktu 3 tahun sebagai ASN di Badan Intelijen Negara (BIN).
"Saya ini kan masih punya sisa waktu pengabdian 3 tahun di BIN, saya rela korbankan itu, padahal saya bangun karir di BIN itu sejak tahun 1991 sampai sekarang, sudah 33 tahun," kata Sugiat.
Lalu, untuk masalah rekomendasi, ia selama ini selalu siap bila nantinya diberikan rekomendasi untuk maju di Pilkada Jombang, dari partai manapun.
"Kalau janji bakal dapat rekom belum ada yang serius ke sana, tapi kalau ada yang bilang pak mau diberi (rekom) ini, ya saya siap saja," ujarnya.