Tanggapi Gus Nadir, PBNU Tegaskan Pimpinan Tertinggi NU Rais Aam

Ketua PBNU Bidang Keagamaan, Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi,
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

Malang, VIVA – Pernyataan Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir viral di media sosial. Rais Syuriah, atau Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama di Australia dan Selandia Baru itu menyatakan bahwa pimpinan tertinggi NU bukan Rais Aam tetapi para Kiai Langitan

Abah Anton Mengaku Tak Kapok Maju Pilwali Meski Pernah Tersandung KPK

Pernyataan itu kemudian viral dan mengundang banyak komentar netizen terutama kaitanya dengan Pemilihan Umum yang akan dilakukan pemungutan suara 14 Februari 2024 mendatang. 

Ketua PBNU Bidang Keagamaan, Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi pun turut berkomentar. Dia meluruskan bahwa Rais Aam PBNU adalah pemimpin tertinggi NU, di atas semua kiai-kiai yang lain di struktur PBNU. 

Ingin Bawa Indonesia U23 ke Olimpiade Paris 2024, Shin Tae-yong Target Menang Lawan Uzbekistan U23

"Rais Aam adalah pemimpin tertinggi dan ketua umum yang sebenarnya dalam tradisi NU. Sedangkan Ketum Tanfidziyah adalah pelaksana, ibarat kiai dalam pengasuh pesantren dengan lurah di pondok pesantren," kata Fahrur di Malang, Selasa, 30 Januari 2024. 

Rais Aam adalah jabatan paling tinggi didalam tubuh kepengurusan Nahdlatul Ulama. Dalam tradisi NU mereka bersama jajaran syuriah termasuk sesepuh yang dimuliakan. 

Polisi Bekuk Komplotan Pembobol Rumah di Malang

Jabatan Rais Aam dibantu oleh Wakil, Katib Aam, dan A'wan. Jabatan Rais 'Aam pertama kali dalam struktur NU diemban Kiai Haji Hasyim Asy'ari dengan gelar Rais Akbar, sebab beliau sebagai pendiri sekaligus pimpinan tertinggi pertama kali di dalam Nahdlatul Ulama ketika itu. 

Sepeninggal Kiai Haji Hasyim Asy’ari, jabatan tertinggi tidak lagi disebut Rais Akbar, melainkan Rais Aam. Saat ini pejabat Rais Aam masa khidmat 2022-2027 adalah Kiai Haji Miftachul Akhyar

Halaman Selanjutnya
img_title