OJK Minta IKNB Waspada Kebocoran Data

OJK Minta IKNB Waspada Kebocoran Data
Sumber :
  • doc viva

Malang – Beberapa hari belakangan, isu dugaan kebocoran data menghebohkan publik. Banyak data rahasia negara yang dilakukan oleh hacker bernama Bjorka. Bahkan, hal ini sempat menjadi trending topic di twitter.

UMM Jadi yang Terbanyak se-Indonesia Dalam Loloskan Proposal di P2MW

Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri jasa keuangan non bank menjaga data pribadi nasabahnya. 

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, dunia digital dari waktu ke waktu semakin canggih. Karena itu perusahaan besar juga berpotensi mengalami kebocoran data.

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

"Di perusahaan besar juga berpotensi juga terjadi seperti itu. Kita untuk asuransi dan sebagainya kita antisipasi, untuk IKNB untuk tidak terjadi di industri IKNB," ujar Ogi dikutip dari Viva.co.id.

Ogi menilai, serangan hacker merupakan hal yang sulit dihindari sebab data kelembagaan negara mampu ditembus oleh para hacker. Bahkan, negara maju menurutnya mampu mengalami kebocoran data.

PWI Dianggap Mampu Tarik Investor Untuk Pembangunan di Malang Raya

"Jadi memang masalah security (keamanan) itu menjadi perhatian. Tentunya kami juga akan menyampaikan kepada para industri jasa keuangan non bank yang kami awasi," tegasnya. 

Sebelumnya, ramai dugaan bocornya data 1,3 miliar data registrasi ulang kartu SIM atau SIM card. Kebocoran data itu terjadi di situs Breached forum dengan hacker yaitu, Bjorka.

Bjorka mengklaim, telah menjual 26 juta data pengguna Indihome, dan menjual data 1,3 miliar data registrasi kartu SIM atau dengan nilai mencapai US$50 ribu (Rp 774 juta).

User juga menyediakan sampel data sebanyak 2GB. Dugaan kebocoran data pribadi itu terdiri dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, operator seluler yang digunakan dan tanggal registrasi.

Dari penelusuran data sampel yang ada, itu merupakan data yang dikumpulkan dari 2017 hingga 2020. Adapun operator yang tercantum di sampel data adalah Telkomsel, Indosat Ooredoo, Tri, XL Axiata, dan Smartfren.