Mayat Ditemukan Bersama Kerangka Busuk di Sebuah Rumah di Malang

Evakuasi jenazah korban oleh Polres Malang
Sumber :
  • Humas Polres Malang

Malang – Warga Desa Gadingkulon, Dau, Kabupaten Malang dihebohkan dengan penemuan bau menyengat dalam rumah Rokani (72 tahun) selaku pemilik rumah. Warga kemudian melaporkan penemuan itu pada Polres Malang, pada Rabu, 3 Agustus 2022 kemarin.

Seorang Wanita Diduga Gelapkan Uang Penjualan Sembako Senilai Ratusan Juta

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik mengatakan, bahwa penemuan ini pertama kali diketahui oleh Panaji tetangga korban. Kecurigaan ini sebenarnya bermula dari korban yang jarang menampakan diri dalam sepekan terakhir. Korban selama ini diduga mengalami ganguan jiwa. 

"Mencium bau tidak sedap itu, warga mendobrak rumah korban, dan menemukan jasad korban sudah membusuk terlentang di kamar. Jenazah korban (Rokani) ditemukan dalam keadaan membusuk di dalam kamar. Diperkirakan usia kematiannya telah 6 hari berselang," kata Taufik, Jumat, 5 Agustus 2022. 

Dukung Program Ketahanan Pangan, Polres Malang Perketat Pengawasan Distribusi Pupuk Subsidi

Jasad korban lalu dibawa ke Instalasi Forensik Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk visum. Hasilnya, tidak ditemukan adanya dugaan kekerasan atas tewasnya korban. Dugaan kuat korban meninggal dunia karena sakit. 

Setelah itu, jenazah dibawa ke rumah duka untuk transit sebelum di makamkan di TPU setempat. Saat petugas membuka salah satu kamar di rumah Rokani, tidak disangka polisi justru menemukan sebuah kerangka tengkorak manusia membusuk yang tertutup selimut.

Polres Malang Distribusikan Paket Sembako Untuk Pencegahan Stunting

"Kondisi kerangka sudah saling terpisah. Sebagian ditemukan di sebuah kardus mie instan yang terletak di kamar Rokani. Sedangkan kerangka yang tertutup selimut itu masih melekat kain warna biru dan kain celana warna abu-abu," ujar Taufik.

Dugaan kerangka manusia itu adalah Suprapto anak dari Rokani. Hal itu diperkuat oleh kesaksian warga sekitar. Diketahui selama ini Rokani tinggal bersama Suprapto. Dalam kurun waktu 9 bulan terakhir, warga tidak pernah melihat Suprapto di rumah itu. 

"Dugaan ini diperkuat juga dari keterangan warga sekitar, bahwa pakaian yang melekat pada kerangka itu mirip dengan pakaian yang kerap digunakan sehari-hari oleh Suprapto," ujar Taufik. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik RSSA Malang, struktur tengkorak menunjukkan kerangka berjenis kelamin laki-laki dan memiliki usia diatas 40 tahun. Dalam pemeriksaan tidak ditemukan resapan darah maupun tanda kekerasan lain pada seluruh struktur tulang dan tengkorak itu. Kesimpulan kuat Suprapto juga meninggal karena sakit. 

"Informasi warga sekitar, Rokani maupun Suprapto selama hidupnya mengalami gangguan jiwa. Diduga tewasnya Suprapto ini karena sakit. Atas permintaan keluarga dan masyarakat setempat yang selama ini membantu korban, keduanya langsung dimakamkan," tutur Taufik.