Pasca Libur Lebaran, Belasan Ribu Santri Ponpes DU Rejoso Jombang Mulai Berdatangan

Suasana Ponpes DU Rejoso Peterongan Jombang
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto-Jombang)

Jombang, VIVA – Pasca Lebaran 2025,  sebanyak 11.600 santri Pondok Pesantren Darul Ulum (DU) Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mulai berdatangan.

Jelang Realisasi Program Sekolah Rakyat, Tim Teknis Mulai Lakukan Survei di Jombang

Belasan ribu santri dan santriwati ini kembali ke ponpes untuk menimba ilmu pendidikan agama maupun pendidikan umum lainnya.

Seperti terpantau di Asrama Arissalah Ponpes DU. Terlihat para santri mulai berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka diantarkan oleh kedua orangnya. 

Mobil Warga Jombang Amblas Digondol OTK Nyaru Jukir di Rumah Makan Rawon Mojoagung

Sebelum memasuki asrama Ponpes, para santri ini melakukan pendataan terlebih dahulu di kantor pengurus pondok serta menyiapkan berbagai berbagai perbekalan. 

Salah satu wali santri, Bapak Subaidin dari Jambi Sumatera, mengatakan. Anaknya ini memasukan ajaran baru kelas 1 SMA. 

4 Dari 7 Orang Pelaku Pengeroyokan Pemuda di Jalan Patimura Jombang Ditangkap

Dalam mengantarkan putrinya, untuk mengeyam pendidikan lebih layak, membutuhkan pengorbanan, waktu dan tenaga dengan menempuh perjalan kurang lebih 14.6 jam atau 876.8 menit. "Saya datang sama Istri," kata Subaidin di halaman Asrama Arissalah, Senin 14 April 2025.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, pendidikan yang diterapkan di Ponpes DU Rejoso, lebih lengkap dan disiplin dalam mendidik santri, sehingga ia memondokkan purtinya. "Saya lihat di sini lebih lengkap ajarannya," ujarnya.

Sementara itu, Gus Haji R Akbar Rifai, selaku pengasuh Asrama Putra dan Putri Arissalah Ponpes DU, mengatakan, bahwa total jumlah santri dan santriwati di ponpesnya mencapai 11600.

"Itu, belum termasuk mahasiswa, dari jumlah tersebut Ponpes menyiapkan 39 asrama di lingkungan pondok," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa kedatangan para santri yang jumlahnya begitu besar itu pihaknya harus membagi 2 gelombang.

"Yang tanggal 13 untuk para santri yang sedang mengeyam pendidik tingkat SMP. Sedangkan tanggal 14 untuk santri tingkat SMA," katanya.

"Kita bagi untuk memberikan rasa nyaman dan bertujuan untuk memuliakan kedatangan santri dan wali santri," ujarnya.

Tak hanya itu, Gus Akbar yang merupakan bendahara PCNU Jombang ini mengaku bila kedatangan para santri ini tidak dibagi dalam 2 gelombang maka bisa terjadi kemacetan.

"Kalau jadi satu maka akan terjadi kemacetan, baik di lingkungan Ponpes maupun jalan umum. Sehingga pihak yayasan pengeluaran kebijakan untuk kedatangan para santri di bagi 2 gelombang," tuturnya.

Hal ini dilakukan lantaran, pihak pondok tidak mau membuat warga menjadi resah dan tidak nyaman. Jika, tujuannya mulia namun membuat orang lain tidak berkenan, kata dia, hal tersebut membuat tidak baik. 

"Tahun sebelum saya sering di bantu pak polisi telpon untuk mengatur lalu lintas karena kedatangan santri bersamaan menjadi macet. Karena itu kami bagi biar santri, wali murid nyaman dan warga pun tidak terganggu," katanya.