Kunci Sukses Hadapi Disrupsi Teknologi Dari Menteri Nadiem
- Humas Kemendikbudristek
Malang – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi. Dikatakan Nadiem ada 2 hal penting untuk menghalau dampak negatif teknologi sekaligus mengoptimalkan disrupsi teknologi untuk kemajuan bangsa.
Nadiem sebelumnya hadir di sesi dialog bertajuk "Technology Disruption: Risks and Opportunities" pada acara NU Tech Final Day, di Kota Malang, Senin 19 Desember 2022.
"Yang pertama adalah kemauan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Terus belajar hal-hal baru sehingga akan terus relevan dengan perkembangan zaman. Kemudian yang kedua adalah kemampuan berfikir kritis, kreatif, sehingga mampu menghadirkan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi," kata Nadiem.
Nadiem menuturkan banyak hal positif yang diambil dari teknologi. Salah satunya adalah saat memperkenalkan Kurikulum Merdeka yang didukung oleh Platform Merdeka Mengajar. Platform berbasis android yang disediakan gratis untuk para guru itu dinilainya telah membantu untuk meningkatkan kompetensi secara mandiri dengan mengikuti modul-modul pelatihan yang disediakan di PMM.
"Dengan PMM, ada 1,9 juta guru di lebih dari 140 ribu sekolah telah aktif belajar mandiri dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kalau sebelumnya harus menunggu dipanggil dulu untuk mendapatkan pelatihan kurikulum, sekarang bisa langsung belajar lewat modul-modul yang disediakan dalam PMM," ujar Nadiem.
Tidak hanya itu, para guru juga semakin aktif berkarya dan membagi inspirasi praktik baik pembelajaran melalui PMM. Dikatakan Nadiem, terdapat 180 ribu lebih karya yang diunggah oleh 70 ribu guru untuk menginspirasi sejawatnya.
"Para guru juga semakin aktif belajar bersama di dalam berbagai komunitas guru dari berbagai wilayah Indonesia yang kini semakin mudah terbentuk dan beraktivitas melalui PMM. Sekarang ada sekitar 10 ribu komunitas belajar yang terbentuk melalui PMM," tutur Nadiem.
Mendikbudristek mengakui pentingnya upaya-upaya untuk mendorong penggunaan teknologi untuk hal positif, misalnya untuk mengakselerasi kemajuan dunia pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Namun, ia juga mengingatkan berbagai dampak negatif teknologi jika tidak disikapi dengan bijak.
Beberapa contoh dampak negatif akibat disrupsi teknologi yang mulai ditemukan dalam keseharian adalah digantikannya beberapa jenis pekerjaan dengan mesin. Kemudian, meningkatnya isu kesehatan mental, khususnya pada generasi muda dengan adiksi pada media sosial.
"Kami mengajak generasi muda untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Serta terus mengasah kemampuan berpikir kritis, sehingga kreatif dan berorientasi pada pemecahan masalah," kata Nadiem.
Sementara itu, Gita Wirjawan yang juga menjadi pembicara menyampaikan optimismenya bahwa bangsa Indonesia bisa menjadi pelopor dalam bidang teknologi kelas dunia.
"Saat ini kita masih lebih banyak menjadi pengguna teknologi, tapi bukan berarti kita tidak bisa beranjak ke sektor-sektor lain yang belum terjamah,” ujar Gita.
NU Tech diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, Badan Inovasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkolaborasi dengan Narasi dan Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman publik terkait makna disrupsi teknologi serta potensi yang dapat dimaksimalkan dan risiko yang perlu dimitigasi dari disrupsi teknologi.