Dukung Penyintas ODGJ Berdaya, Mebiso Bantu Pendaftaran Merek Produk hingga Pemasaran Secara Gratis

Mebiso gelar kegiatan Satu Jiwa Beragam Karya di Malang.
Sumber :
  • VIVA Malang/Moh Badar Risqullah

Malang, VIVAMebiso, platform Kekayaan Intelektual berbasis AI, menggelar kegiatan “Satu Jiwa Beragam Karya” di Gardu Sawah ODGJ, Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Selasa, 23 April 2024.

Ratusan Pengusaha di Malang Cek Merek Secara Real Time Gunakan Trademark Analyzer Mebiso

Dalam kegiatan tersebut, Mebiso memberikan dukungan kepada para penyintas ODGJ atau Orang Dengan Gangguan Jiwa yang telah berkarya bersama warga membuat berbagai produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Adapun bentuk dukungan yang diberikan Mebiso adalah penamaan merek unik, logo, membantu pendaftaran merek produk, hingga memasarkan produk para penyintas ODGJ ini lewat marketplace seperti TikTok Shop.

Dukung Program Ketahanan Pangan, Polres Malang Perketat Pengawasan Distribusi Pupuk Subsidi

Chief Executive Officer (CEO) Mebiso, Hesti Rosa Wulansari mengatakan, kegiatan “Satu Jiwa Beragam Karya” tersebut merupakan salah satu dari program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).

Hesti menyampaikan, kegiatan yang digelar di salah satu Posyandu Jiwa di Malang itu juga dalam rangka memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia yang dirayakan pada tanggal 26 April setiap tahunnya.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Jaring Keluhan Petani dan Pelaku UMKM di Jombang

Mebiso memasarkan produk penyintas ODGJ di Malang lewat TikTok.

Photo :
  • VIVA Malang/Moh Badar Risqullah

Dalam memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Hesti mengungkapkan, salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan Mebiso adalah mendampingi desa yang masyarakatnya memiliki produk-produk UMKM.

Pada kegiatan CSR yang pertama ini, kata Hesti, salah satu desa yang dipilih Mebiso adalah Desa Wonorejo. Alasan pihaknya memilih desa di Kabupaten Malang ini karena masyarakatnya memiliki berbagai produk UMKM.

Istimewanya, lanjut Hesti, berbagai produk UMKM tersebut dibuat oleh para penyintas ODGJ. Ia menyebutkan, berbagai produk UMKM yang dibuat oleh mereka ini seperti batik, pouch, tas, dan lain sebagainya.

Namun demikian, dia menyebutkan, berbagai produk UMKM hasil karya para penyintas ODGJ itu belum banyak dikenal oleh publik. Padahal, karya yang dihasilkan mereka menurutnya tidak kalah dengan produk yang sudah terkenal.

Oleh karena itulah, lewat program CSR perusahaan ini, Hesti menyampaikan Mebiso hadir memberikan dukungan berupa penamaan produk yang unik, logo, hingga pendaftaran merek ke Kementerian Hukum dan HAM.

Selain memberikan dukungan beberapa hal di atas, dengan bekerjasama Jagoan Hosting Indonesia, Hesti menyampaikan pihaknya juga membuatkan website gratis untuk membantu memasarkan produk para penyintas ODGJ itu.

Produk karya penyintas ODGJ di Desa Wonorejo, Kabupaten Malang.

Photo :
  • VIVA Malang/Moh Badar Risqullah

”Semuanya kita berikan gratis. Dan ini bentuk kita dalam mendukung bahwa produk-produk karya mereka (penyintas ODGJ, red) layak dipasarkan. Bahkan, harapannya bisa go internasional,” jelas Hesti usai kegiatan.

Lebih lanjut, Hesti menerangkan, alasan Mebiso memberikan pendampingan kepada para penyintas ODGJ karena untuk turut serta menyampaikan kepada publik bahwa mereka juga bisa berdaya dengan karya-karya mereka.

Artinya, kata dia, para penyintas ODGJ ini jangan sampai dikucilkan dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Misalnya, seperti yang diceritakan saat kegiatan, dia menyebutkan ada penyintas ODGJ yang dipasung dan lain sebagainya.

”Meski mereka memiliki keterbatasan, sebenarnya mereka bisa berkarya. Jadi, bukan hanya teman-teman UMKM saja yang bisa, mereka juga bisa. Bahkan, produk yang mereka buat jadi produk unik di desa ini,” ujarnya.

Oleh karena itulah, melalui kegiatan “Satu Jiwa Beragam Karya” tersebut, Hesti berharap produk dari para penyintas ODGJ di Desa Wonorejo ini dapat berdaya dan berkembang sama seperti pelaku UMKM-UMKM yang lainnya.

”Kita tidak ingin teman-teman UMKM saja yang tumbuh, tapi kami harapkan para penyintas ODGJ di Desa Wonorejo ini juga bisa tumbuh dengan produk-produk unik mereka. Makanya, kita hadir untuk mendampingi,” tuturnya.

Produk karya penyintas ODGJ di Desa Wonorejo, Kabupaten Malang.

Photo :
  • VIVA Malang/Moh Badar Risqullah

Untuk itu, dalam upaya agar para penyintas ODGJ ini bisa berdaya, Hesti menyampaikan pendampingan dari pihaknya tidak hanya selesai satu hari saja, namun akan berlanjut di beberapa kesempatan lainnya.

Salah satunya, kata Hesti, pihaknya juga akan memberikan pendampingan kepada para penyintas ODGJ ini dengan pelatihan-pelatihan pemasaranan melalui website untuk mengembangkan produk yang mereka hasilkan.

”Kedepannya kita akan berikan pelatihan khusus secara berkala kepada mereka agar produk mereka yang dipasarkan melalui website ini bisa sampai growth. Jadi, tidak hanya kita buatkan website, kita juga berikan pelatihan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, kegiatan “Satu Jiwa Beragam Karya” yang digelar Mebiso di Gardu Sawah ODGJ ini berkolaborasi dengan Jagoan Hosting Indonesia, dan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Disamping itu, kegiatan itu juga dihadiri oleh perwakilan International Mental Health Cooperation and Training Center (IMHCTC), sebuah lembaga di bawah otoritas Ministry of Health And Welfare Pemerintah Taiwan.