Stok Beras Surplus, BPS: Indonesia Swasembada Beras

Stok Beras Surplus, BPS: Indonesia Swasembada Beras
Sumber :
  • pixabay

Malang – Hingga pertengahan tahun 2022, stok beras di Indonesia mengalami surplus. Ini berdasarkan hasil survei cadangan beras nasional (SCBN) yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pusat Statistik (BPS).

Gathering Sinergi Bisnis Kadin dan Bank Jatim, Jalan Awal Bangun Perekonomian Kota Batu

Survei tersebut dilakukan, sekaligus menyamakan data antar lintas kementerian dan lembaga sehingga data stok beras nasional bisa digunakan sebagai pijakan dalam mengambil keputusan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, survei tersebut penting dilakukan untuk menentukan program penguatan produksi ke depan. Apalagi, Indonesia dan juga negara-negara di dunia tengah menghadapi ancaman krisis global. "Saya dan jajaran dinas di challenge terus, di mana ada dua hal setelah 2019 sampai hari ini, tidak ada impor beras umum," ujarnya. 

Bawaslu Klaim Masyarakat Kota BatuKurang Berani Laporkan Pelanggaran Pemilu

"Kemudian, produksi data BPS KSA selalu meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan surplus. Tapi saya ditambah tugas lagi yang harus diwujudkan bareng-bareng yaitu produktivitas harus naik, bahkan supaya lebih tinggi lagi dari yang sekarang," katanya lagi.

Berdasarkan data yang dihimpun, hingga bulan Juni 2022, cadangan beras mencapai 9,71 ton. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, survei itu meliputi penghitungan ketersediaan cadangan beras di tingkat rumah tangga, penggilingan, pedagang beras, Bulog, horeka, serta industri dan pengolahan.

PT Selecta Gelar RUPS, Catatkan Kenaikan Deviden

"Berdasarkan hasil survei, stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras. Kemudian pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton dan stok pada bulan Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton," kata Habibullah dikutip dari Viva.co.id, Selasa, 9 Agustus 2022.

Dia menjelaskan, pada bulan Juni 2022 stok beras sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton. Kemudian, pada pedagang sebesar 1,04 juta ton, Bulog 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton, dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton. 

Halaman Selanjutnya
img_title