Kawal Sidang Vonis Ambon Fanda Cs, Puluhan Arek Malang Kepung PN Kota Malang

Demo di Kantor Pengadilan Negeri Kota Malang.
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

Malang, VIVA – Puluhan massa dari Arek Malang mengawal sidang 8 tahanan pendemo kantor Arema FC di depan Kantor Pengadilan Negeri Kota Malang, pada Rabu, 11 Oktober 2023. 8 tahanan ini sebelumnya melakukan demo di Kantor Arema FC pada Januari 2023 lalu. 

Mereka ditahan oleh polisi dan menjalani serangkaian proses peradilan karena dilaporkan oleh manajemen Arema FC. Penyebabnya demo di Kantor Arema FC berujung anarkis. Massa yang terprovokasi merusak Kantor Arema FC pada 29 Januari 2023 lalu. 

Demonstran yang turut mengawal sidang vonis memenuhi jalan depan Kantor PN Kota Malang. Massa membawa sejumlah poster dukungan agar 8 tahanan yakni, Fanda Harianto alias Ambon Fanda (34 tahun), Muhammad Fery alias Fery Dampit (37 tahun), Adam Rizky (24 tahun), Muhammad Fauzi (24 tahun), Nauval Maulana (21 tahun), Aryon Cahya (29 tahun), Andika Bagus Setiawan (29 tahun), dan Kholid Aulia (22 tahun) dibebaskan. 

"Bebaskan Arek-arek, Ambon Fanda dan kawan-kawan. Karena arek-arek hanya korban kriminalisasi untuk meredam keadilan di Malang," kata Devi Athok yang merupakan ayah dari 2 korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan

Sebagai informasi, 8 tahanan melakukan demo di Kantor Arema FC karena merasa klub tidak memiliki empati atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa dan 600 orang mengalami luka-luka. Mereka menuntut klub untuk ikut dalam memperjuangkan keadilan bagi korban. 

Sialnya, saat itu massa dan penjaga Kantor Arema FC saling terprovokasi hingga akhirnya terlibat bentrok dan pengerusakan di Kantor Arema FC.  

8 tahanan ini kemudian dilaporkan ke polisi dengan pasal 160 KUHP tentang penghasutan dan pasal 170 KUHP tentang pengerusakan pengeroyokan yang mengakibatkan luka-luka. 

"Iya (menuntut bebas) karena teman-teman tidak bersalah. Ini hanya kriminalisasi dari pihak kepolisian dan para oknum yang bermain di kasus Kanjuruhan," ujar Devi Athok. 

Devi Athok justru memuji para 8 tahanan karena mereka menyelamatkan muka Arek-arek Malang atas pengusutan Tragedi Kanjuruhan. Sebab, 8 tahanan ini dengan berani mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada seluruh suporter di Indonesia atas Tragedi Kanjuruhan. 

"Manajemen nir empati. Mengakui kesalahan mereka dan meminta maaf atas suporter di Indonesia. Mereka sudah mengakui dan respek kepada Indonesia," tutur Devi Athok.