Pesan Gubernur Khofifah ke LP Ma'arif NU Jawab Tantangan Pendidikan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri penutupan kegiatan rapat kerja nasional Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU pada Minggu 28 Agustus 2022 malam di Pusat Oleh-Oleh dan Resto Kendedes . 

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

Orang nomor satu di Jawa Timur itu mengatakan bahwa pendidikan menjadi pintu masuk utama untuk memajukan peradaban dunia secara makro. Sehingga percepatan adaptasi dan inovasi menjawab tantangan global harus terus dilakukan. 

Menurutnya untuk menjawab tantangan pendidikan dunia, maka kualitas pendidikan harus dijalankan dengan mengikuti standar kualitas pendidikan  internasional. 

PWI Dianggap Mampu Tarik Investor Untuk Pembangunan di Malang Raya

Khofifah memaparkan terdapat empat poin penting tantangan  dunia pendidikan yang perlu diperhatikan lembaga pendidikan (LP) termasuk LP Ma'arif NU. Ada empat poin penting yang harus diperhatikan. 

Tantangan pertama, yakni adanya era disrupsi yang menuntut inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses belajar mengajar untuk percepatan adaptasi. 

Lathifah Shohib Ikuti Pembekalan Bacakada, Sinyal Maju Pilbup Malang Semakin Kuat

Menurutnya, inovasi menjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini, menuntut adanya percepatan untuk bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan jaman.

"Jadi berbagai inovasi harus terus dilakukan di berbagai bidang guna menjawab tantangan yang mendisrupsi banyak sektor saat ini," katanya. 

Selanjutnya, tantangan kedua yaitu adanya era globalisasi, dimana standar kualitas sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Sehingga, kualitas pendidikan termasuk LP Ma'arif harus dijalankan mengikuti standar internasional.

Tantangan ketiga yaitu adanya era media sosial. Harapan dan tuntutan masyarakat semakin tinggi dan makin mudah diketahui secara luas sebagai bagian dari wujud kesadaran masyarakat untuk mencerdaskan putra-putrinya.

"Untuk itu, lembaga pendidikan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana perkuat komunikasi dan jejaring termasuk promosi atas  prestasi yang dicapai. Karena di era saat ini, insan pendidikan juga harus membuka pikirannya dan manfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk fungsi belajar dan syiar," katanya. 

Lebih lanjut, Khofifah mengungkapkan untuk tantangan keempat yaitu era gig economy atau adanya kecenderungan generasi  milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan kepada SMA/ SMK sederajat di lingkungan LP Ma’arif. 

"Banyak milenial dengan ketrampilan spesifik seperti fotografer, programmer dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek. Jadi misalnya kontrak 6 bulan lalu pindah ke korporasi lainnya itu dianggap sudah cukup. Ini bukan kutu loncat. Tapi 6 bulan adalah waktu yang cukup bagi mereka untuk terus mengembangkan karya kreatif dan inovatifnya," katanya. 

Khofifah juga mengajak para PW dan PC Ma’arif yang hadir untuk mengembangkan people center development dengan tidak mengesampingkan unsur perkembangan teknologi didalamnya. 

Keberadaan LP Ma’arif dinilainya telah meningkatkan kontribusi NU dalam proses penataan kualitas hidup masyarakat, bangsa, negara dan dunia. 

Khofifah berharap beragam percepatan perubahan dunia yang dinamis bisa dihadirkan dalam upaya menjawab tantangan pendidikan dunia seiring dengan proses perbaikan sosial dan karakter.

"Maka sifat ta’dib harus ada dalam plan of action dari rakernas ini, selanjutnya didetailkan," katanya.