Wacana Pembongkaran Halte Buah di Kota Batu Tak Kunjung Terealisasi
- VIVA Malang (Galih Rakasiwi)
Batu, VIVA – Sejumlah halte unik berbentuk buah dan sayur yang tersebar di beberapa titik Kota Batu masih belum dibongkar. Padahal kondisi halte ini sudah lama dikeluhkan oleh warga.
Halte-halte yang memiliki desain bentuk buah apel, stroberi, wortel, semangka, jeruk, hingga melon ini kini tampak kumuh, kotor, dan penuh dengan coretan vandalisme.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa halte-halte tersebut tersebar di beberapa titik strategis seperti Jalan Ir. Soekarno, Jalan Gajahmada, Jalan Panglima Sudirman, hingga Jalan Brantas.
Wacana pembongkaran yang sudah digulirkan oleh eksekutif sejak tahun 2023 hingga kini tak kunjung direalisasikan, membuat warga semakin resah.
Salah satu warga yang melintas, Arifin menilai jika keberadaan halte yang kumuh dan mangkrak tersebut bisa merusak citra Kota Batu sebagai kota wisata karena terkesan kotor dan angker.
"Halte-halte ini sudah lama ada, tapi tidak pernah dirawat oleh pemerintah, tidak tahu kenapa. Kalau memang tidak dirawat ya mending dibongkar. Selain kotor juga menganggu aktivitas pejalan kaki," ujarnya, Rabu 9 September 2024.
Namun, meski bentuknya yang unik dan berbeda-beda, fungsi utama halte sebagai tempat menunggu angkutan umum kini tak lagi maksimal.
Dirinya berharap, Pemkot Batu dapat segera menindaklanjuti keluhan ini, sehingga wajah Kota Wisata Batu kembali asri dan fungsional, sejalan dengan konsep kota wisata yang menarik dan nyaman.
"Semoga rencana pembongkaran halte-halte berbentuk buah ini dapat segera terealisasi atau menggantinya dengan bangunan yang lebih modern dan ramah bagi masyarakat serta wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu," tuturnya.
Menanggapi itu, anggota DPRD Kota Batu, Khamim Tohari, angkat bicara. Menurutnya, pihak eksekutif harus segera menindaklanjuti wacana tersebut karena halte-halte tersebut sudah minim pemanfaatan oleh masyarakat.
“Banyak warga yang mengeluhkan kondisi halte. Mereka tidak lagi menggunakannya sebagai tempat menunggu angkutan umum karena kotor dan bau,” ujarnya.
Politisi PDIP ini menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) harus segera mengambil langkah konkret untuk membongkar halte-halte tersebut dan menggantinya dengan halte yang lebih representatif.
“Kami meminta agar Pemkot segera melakukan pembongkaran halte-halte itu dan menggantinya dengan desain yang lebih terbuka, agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif,” katanya.
Selain itu, harusnya Pemkot Batu segera merespons keluhan warga yang telah lama terdengar. Menurutnya, Pemkot seharusnya tidak menunda-nunda realisasi pembongkaran halte, terutama karena hal tersebut sudah diwacanakan sejak tahun lalu.
"Saran saya halte-halte lama digantikan dengan bangunan yang lebih minimalis dan terbuka, yang selain fungsional juga memiliki nilai estetika sebagai ikon baru Kota Wisata Batu. Sehingga halte yang baru nanti bisa menjadi ikon baru bagi Kota Wisata Batu dan tentunya tetap menarik serta fungsional,” ujarnya.
Pemkot Batu sebenarnya telah melakukan langkah awal pada tahun 2023. Saat itu, Asisten 2 Setda Kota Batu, Sugeng Pramono, bersama dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, sudah meninjau halte-halte yang tersebar di berbagai lokasi di Kota Batu.
Kala itu, mereka melakukan survei untuk menilai kondisi halte serta menentukan langkah penertiban. Sugeng menjelaskan bahwa penertiban ini akan dikaji secara teknis oleh Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memastikan apakah lokasi halte yang berada di atas trotoar masih sesuai.
Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) juga akan menilai apakah halte tersebut dapat digeser atau harus dibongkar, sedangkan untuk penempatan halte baru, akan menjadi tugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu.