Cerita Kesederhanaan Polisi di Jombang yang Dulunya Sopir Angkot hingga Dinas 30 Tahun di Papua

AKP Sumadji bersama istri
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Aprianto-Jombang)

Jombang, VIVA – Menjadi anggota Polri mungkin adalah salah satu impian tersendiri bagi para generasi muda.

Polisi Selidiki Peristiwa Perempuan Gresik Melahirkan Sendiri hingga Bayinya Tewas di Jombang

Dengan mengenakan seragam coklat lengkap dengan atribut Polri, seseorang bisa tampak lebih gagah dan mewah.

Namun, tidak semua anggota Polri memiliki penampilan mewah. Penampilan sederhana dan berwibawa justru tampak dari sosok anggota Polri yang 30 tahun bertugas di Papua.

Diduga jadi Korban Penganiayaan, Balita di Jombang Tewas saat Dilarikan ke RS

Ya dia adalah Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sumadji, sosok perwira pertama Polri yang kini menjabat sebagai Kapolsek Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang. 

Keluh kesah kehidupan di Papua sudah dilaluinya dengan ikhlas sebagai abdi negara. Bahkan, perwira Polri ini pernah menjadi sopir angkot dan penjual jamu saat berdinas di Papua.

Perempuan Asal Gresik Melahirkan Sendirian Dalam Kamar Kos di Jombang hingga Bayinya Tewas

Hal itu dilakukan untuk menambah penghasilan dan menjadi metode pendekatannya kepada masyarakat Papua.

Hal ini diungkapkan oleh istrinya, Ike Sumadji (51), saat ditemui sejumlah jurnalis usai upacara Hari Bhayangkara ke 78 di Alun Alun Jombang, Senin 1 Juli 2024.

Ike mengisahkan sosok AKP Sumadji merupakan sosok yang supel dan memasyarakat. Bahkan ia aktif di organisasi perguruan silat sejak usia remaja.

AKP Sumadji bersama istri

Photo :
  • VIVA Malang (Elok Aprianto-Jombang)

"Selain menjadi Polisi, bapak suka bermasyarakat, aktif menekuni perguruan silat PSHT yang sudah ditekuni sejak remaja. Selain itu bapak juga suka bersepeda," kata Ike.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa selama bertugas di Papua, dia mengatakan bahwa AKP Sumadji juga pernah menjual jamu tradisional jawa, secara online dan di toko pedagang di Papua.

"Jamunya ya tradisional jawa, dari rempah-rempah, bapaknya ya gitu kreatif tangannya. Penjualannya ada yang dititip, ada juga melalui online dipesan dulu," ujarnya.

Tak hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, Ike menyebut bahwa Sumadji juga sempat menjadi sopir angkot, di sela-sela saat bertugas.

"Angkotnya sewa kemudian hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan menghidupi beberapa masyarakat yang membutuhkan," tuturnya.

Saat ditanya bagaimana perbandingan tugas di Jawa dengan di Papua, Ike menyebut ada beragam suka duka saat berdinas di Papua. Perbandingannya bagai bumi dan langit.

Hal ini dikarenakan saat bertugas di Papua, Sumadji tidak hanya menjaga kamtibmas, namun juga bertaruh nyawa demi menciptakan suasana Kamtibmas yang kondusif.

"Bapak dulu juga pernah ditugaskan khusus untuk menjadi mediator untuk memediasi OPM di daerah kami dulu, beliau ditugaskan di Kota Kepulauan Yapen, Serui," kata Ike.

"Negosiasi itu tempatnya bukan di Balai Desa atau apa tapi di hutan, saat itu sudah kondisi maghrib, cuman pesan bapak ke saya, doakan saya kembali itu aja, kita yakin saja sama yang Allah berikan karena ini adalah tugas, kami jalani dengan ikhlas," ujarnya.

Dengan banyaknya pengalaman selama bertugas di Papua, Ike kini lebih banyak bersyukur akhirnya ia dan Sumadji bisa kembali ke Jawa, dan bertugas sebagai Kapolsek Bandarkedungmulyo.

"Hal itu kita anggap sebagai pelajaran, ilmu, apa yang diberikan Allah ke kita jangan dianggap sebagai cobaan, jangan, semua juga nikmat yang harus kita terima dan syukuri. Saya di Papua hampir 25 tahun, kalau Bapaknya sudah 30an lebih," tutur Ike.

Gaya hidup sederhana keluarga Sumadji sangat menginspirasi. Bagaimana tidak? ia bersama sang isteri mengikuti upacara Hari Bhayangkara ke 78 di Alun-alun Jombang juga dengan mengenakan sepeda motor.

Tak hanya itu ia berangkat untuk upacara sekitar pukul 05.30 WIB, lantaran Sumadji dan istri tinggal di Nganjuk yang ada di bagian barat Kabupaten Jombang.