Film Dirty Vote: Tiga Ahli Hukum Tata Negara Bongkar Desain Kecurangan Pemilu 2024

Film dokumenter Dirty Vote.
Sumber :
  • Dok. Channel YouTube Dirty Vote

”Sebaik-baiknya kekuasaan adalah, meski masa berkuasa pendek, tapi bekerja demi rakyat. Seburuk-buruknya kekuasaan adalah yang hanya memikirkan diri dan keluarganya dengan memperpanjang kuasanya,” jelasnya.

Usai Dilantik, Ini Pesan Pj Wali Kota Malang Untuk PPK yang Bertugas di Pilkada

Diketahui, film Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Film berdurasi 1 jam 57 menit itu merupakan film keempat yang disutradarai Dandhy dengan mengambil momentum pemilu.

Pada tahun 2014, Dandhy lewat rumah produksi WatchDoc meluncurkan film yang berjudul Ketujuh. Masa itu dimana kehadiran Joko Widodo atau Jokowi dielu-elukan sebagai sosok pembawa harapan baru.

Didukung Solidaritas Ulama Muda, Fairouz Huda Bidik Kursi Wakil Wali Kota Malang

Pada tahun 2017, Dandhy menyutradarai Jakarta Unfair menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Dua tahun kemudian, dia menyutradarai film Sexy Killers yang tembus 20 juta penonton di masa tenang Pemilu 2019.

Sebagaimana diketahui, film Sexy Killers tersebut membongkar jaringan oligarki yang bercokol pada kedua pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2019, yaitu Jokowi-Maruf Amin versus Prabowo-Hatta.

Solidaritas Ulama Muda Jokowi Dukung Fairouz Huda Maju Cawawali Kota Malang

Menurut Dandhy, Dirty Vote akan menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang Pemilu 2024. Diharapkan, pada detik-detik krusial menuju hari pemilihan, film ini akan mengedukasi publik serta banyak ruang dan forum diskusi yang digelar.

”Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres (pada Pemilu 2024). Tapi, hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film (Dirty Vote) ini sebagai warga negara,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title