Pasca Gunung Bromo Terbakar, Butuh Waktu Lama Untuk Pulihkan Ekosistem

Kawasan Gunung Bromo
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

Malang, VIVA – Kebakaran Gunung Bromo membuat sejumlah tumbuhan endemik pegunungan Tengger turut gosong dilalap si jago merah. Kebakaran yang dipicu oleh flare atau cerawat prewedding pada Rabu, 6 September 2023 kemarin telah meluas ke sejumlah area yang ada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). 

Balai Besar TNBTS Bantah Larangan Terbangkan Drone Karena ada Ladang Ganja

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, C. Hendro Widjanarko membenarkan bahwa butuh waktu lama untuk mengembalikan ekosistem di kawasan Taman Nasional. Untuk rumput alalang di Padang Savana kemungkinan hanya butuh hujan 1 hingga 2 bulan untuk tumbuh dan hijau kembali. 

Sedangkan untuk tumbuhan endemik membutuhkan waktu untuk pemulihan. Beberapa flora endemik yang terdampak kebakaran antara lain, pohon cemara gunung, kesek, tutuk, hingga tanaman mentigi. Balai Besar TNBTS pun bakal menanami pohon-pohon endemik ini agar populasinya tidak berkurang pasca kebakaran Gunung Bromo. 

Longsor di Jalur Gunung Bromo-Semeru Tutup Separuh Jalan Menuju Desa Ngadas

"Kalau untuk pemulihan ekosistem pakai beberapa mekanisme, mungkin kalau rumput alang-alang secara alami, sebulan seteleh hujan kembali. Kita akan kembalikan ekosistem Bromo ini, kalau ini kita lihat cemara gunung bertahan dari kebakaran. Kemudian beberapa jenis yang asli sini mentigi juga bisa bertahan," kata Hendro, Rabu, 13 September 2023.

Tantangan Balai Besar TNBTS dalam memulihkan ekosistem adalah beberapa area kebakaran membuat tanaman gersang bahkan mati. Tetapi setelah semua kondisinya membaik sejumlah tanaman endemik Tengger akan ditanam kembali agar hutan Tengger kembali hijau. 

Madyopuro Mangano Bakal Perkuat Kota Malang Sebagai Surga Kuliner

"Pemulihan ekosistem itu ya kita akan kita tanami jenis-jenis asli. Jadi memang membutuhkan upaya untuk pemulihan ekosistem," ujar Hendro.

Hendro menuturkan kebakaran Gunung Bromo di 2023 ini menjadi pukulan banyak pihak. Sebagai otoritas pariwisata di kawasan ini, Balai Besar TNBTS akan bekerja keras mengembalikan Gunung Bromo untuk kembali asri dan hijau. 

"Semoga dengan kejadian ini, masyarakat bisa menjadi lebih bijak lagi dalam bertindak supaya tidak membawa dampak yang merusak lingkungan dan merugikan banyak pihak. Apa yang tengah terjadi sekarang tentu sangat memukul banyak pihak dan kami akan terus bekerja bersama agar Bromo kembali pulih," tutur Hendro. 

Sebelumnya, Kebakaran Gunung Bromo saat ini dianggap yang terparah dalam sejarah Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS). Kawasan Bromo Tengger Semeru menjadi taman nasional yang telah ditetapkan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaaan Batas Hutan pada 22 September 1986 lalu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, bahwa secara visual kebakaran pada 2023 ini merupakan yang terparah sejak 2019 silam. Terakhir kali kebakaran cukup besar terjadi pada 2019 lalu. 

Saat itu kebakaran melahap hampir semua padang savana atau area yang tumbuh rumput ilalang di Gunung Bromo. Kebakaran pada 2019 lalu dianggap yang terparah. Namun, jika melihat kondisi di 2023 ini maka kebakaran saat ini lebih besar dibanding 2019 lalu. 

"Kalau kita melihat visualnya dibandingkan 2019 sepertinya ini lebih parah. Karena ini sudah melintasi. Sudah sampai Puncak Kayangan yang berada di perbatasan Malang-Pasuruan," kata Sadono, Selasa, 12 September 2023. 

"Ini kan hampir semua Kabupaten Malang Pasuruan dan Probolinggo semuanya kena (terbakar). Kalau yang 2019 itu hanya daerah di bukit Teletubbies itu saja yang terbakar," ujar Sadono.