Mahasiswa Asing UMM Antusias Belajar Membatik

Mahasiswa asing UMM belajar membatik.
Sumber :
  • Humas UMM.

Malang – Lembaga Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa asing melalui kain batik serta cara pembuatannya kepada para mahasiswa asing. 

Konser Tunggal Primitive Chimpanzee Sukses Obati Kerinduan Pecinta Musik Bawah Tanah di Malang

Kepala BIPA UMM, Arif Budi Wurianto  menjelaskan untuk memperlancar proses belajar para mahasiswa asing di UMM, pengenalan budaya merupakan salah satu hal yang penting. Menurut peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), para mahasiswa asing harus belajar tentang budaya dan bahasa Indonesia selama satu tahun sebelum memulai proses perkuliahan. 

"Jadi untuk belajar di Indonesia, mahasiswa asing akan diberikan pelajaran bahasa di kelas, namun di sisi lain juga ada pembelajaran budaya maupun aktivitas seperti mengunjungi wisata-wisata lokal. Pada kesempatan kali ini, mereka diajari untuk membuat kreasi kain batiknya sendiri," kata Arif Sabtu, 20 Agustus 2022.

Ingin Developer Game Lokal Naik Kelas, AMD Kenalkan Teknologi Terbaru

Program ini dilaksanakan selama satu hari bertempat di LPK Batik Soendari pada Jumat, 12 Agustus 2022 lalu. Terkait program membatik tersebut, salah satu staf BIPA UMM Sri Ayu Ramadhani menjelaskan bahwa para mahasiswa dikenalkan pada dua tipe batik, yaitu batik cap dan batik tulis. 

Cara pembuatan batik cap hanya dengan menempelkan pola yang telah ada ke kain. Sementara batik tulis cara pembuatannya adalah dengan menggambarkan pola pada kain menggunakan canting dan malam.

Pasangan Calon Independen HC-Rizky Dinyatakan Penuhi Syarat Dukungan KPU Kota Malang

“Pada batik cap disediakan dua pola yaitu apel dan topeng yang khas dengan budaya Malang. Lalu untuk batik tulisnya ada tulisan dirgahayu Indonesia yang disediakan dalam dua gaya tulisan yang berbeda. Hasil dari kelas membatik ini nantinya akan dikirim ke mahasiswa asing setelah melalui proses pengeringan,” ujar Sri Ayu. 

Sementara itu, salah satu mahasiswa asing Aminata Dao mengatakan bahwa program membatik ini sangat menyenangkan. Ia juga berkata bahwa akan mempelajari cara membatik lebih dalam di luar kelas yang telah disediakan.

“Meskipun sempat mengalami kendala karena harus menggambar pola yang datail dan kecil, namun secara keseluruhan proses belajar membatik ini sangat seru. Sayangnya waktu yang kita dapat untuk belajar hanya beberapa jam. Menurut saya, waktu tersebut sangat singkat, oleh karenanya saya ingin belajar lebih dalam lagi tentang membatik di luar program kelas ini,” tutur mahasiswa asal Sierra Leone, Afrika Barat itu.

Selain itu Aminata menceritakan berbagai pengalaman belajarnya selama enam bulan di Indonesia. Selain belajar bahasa di kelas, ia juga di ajak untuk mengenal budaya dan sejarah Indonesia di luar kampus. Hal ini juga membantunya untuk mengasah kemampuan berbahasa Indonesia dengan masyarakat luar.

“Belajar di BIPA UMM sangat menyenangkan karena kita jadi lebih mengerti akan kebudayaan dan bahasa Indonesia. Saya sangat menantikan program-program dari BIPA selanjutnya,” katanya.