Warga Jombang Ditemukan Meninggal Dunia Membusuk Di Dalam Rumah
- Elok Apriyanto/Jombang
Jombang, VIVA – Tak terlihat keluar rumah dan lampu belum padam selama 3 hari, Suryo Supriyono (54 tahun) pencari rosok asal Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ditemukan tewas di dalam rumahnya, pada Senin, 30 Desember 2024.
Rahmat Subakir (41 tahun) ketua RT 7 Dusun Miagan, Desa Miagan menjelaskan, penemuan jasad Suryo ini diawali dengan kecurigaan para tetangga di sekitar rumah korban.
"Ya ada tetangga melihat lampu rumah itu tidak mati, dan di dalam ada mayat. Kondisi pintu terbuka, lampu menyala terus dan korban diketahui sudah tiga hari tidak keluar rumah," kata Subakir.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat memasuki rumah para tetangga mendapati korban sudah membujur kaku tak bernyawa.
"Ya pas ditemukan kondisinya sudah jadi mayat, ndak pakai busana ya telanjang. Korban ini setiap hari cari rosok, dan korban tinggal sendirian di rumah," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Mojoagung, Kompol Yogas membenarkan adanya peristiwa penemuan mayat seorang warga Desa Miagan yang meninggal dalam rumah.
"Tadi sekitar jam 11.00 WIB, saat itu diketahui saudara saksi Subakir, TKP di jalan raya Wijaya Kusuma, Miagan," tuturnya.
Ia pun menjelaskan bahwa semula saksi yang lewat depan rumah korban mencium aroma busuk seperti bangkai. Dan saat dilakukan pengecekan, ternyata saksi menemukan jasad korban yang ada di dalam rumah.
"Saudara saksi itu melintas di rumah korban, dan mencium bau aroma tak sedap, setelah dilakukan pengecekan ternyata ditemukan mayat korban," kata Yogas.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Yogas memperkirakan bahwa korban sudah meninggal dunia sejak beberapa hari yang lalu.
"Kalau dilihat ada pembengkakan, dan mulai membusuk, ya sekitar tiga harian. Dan berdasarkan keterangan saksi Sumarsih, korban terlihat pada hari Jumat tanggal 27 Desember," ujarnya.
"Sejauh ini hasil pemeriksaan medis dari luar jasad korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Selain itu dari keterangan saksi-saksi diketahui bahwa korban adalah pasien ODGJ yang mendapat perawatan dari bidan setempat," tuturnya.
Hal ini, sambung Yogas, diketahui dari perawatan bidan desa yang rutin memberikan obat pada korban.
"Ya obatnya kan terus diberikan, dan dikonsumsi secara kontinyu, maka korban ini kondisinya membaik," katanya.
Saat ditanya apakah penyebab kematian korban, Yogas mengaku bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Penyebabnya masih kita lakukan pendalaman, karena di jasad korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujarnya.