Ada 10 Selongsong Peluru di TKP Penembakan Brigadir Yosua

Saksi ahli poligraf, Aji Febriyanto Ar Rosyid (kanan)
Sumber :
  • Youtube

Malang – Saksi ahli balistik, Arif Sumirat menjadi saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 14 Desember 2022.

Perampokan dan Pembunuhan di Malang Korban Lansia Tewas Dengan Luka Tusuk di Leher

Dia mengungkapkan ada 10 selongsong peluru yang diperoleh dari tempat kejadian perkara (TKP) penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yakni di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. 

Sepuluh selongsong peluru itu telah diidentifikasi. Hasilnya diketahui berasal dari dua senjata api yang berbeda. Sebanyak delapan selongsong peluru berasal dari senjata api Glock dan dua lainnya dari senjata api jenis HS.

Seorang Anak di Pasuruan Ditembak oleh Ayah Tiri Pakai Senapan Angin

"Kami menerima 10 selongsong peluru dan kami identifikasi, dicurigai ini ada dua senjata Yang Mulia. Dari 10 selongsong itu kami membandingkan dari anak peluru hasil uji balistik. Hasilnya, delapan selongsong dari Glock yang sama dan dua lainnya dari HS," ujar Arif di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dikutip dari viva.co.id. 

Setelah itu hakim bertanya apakah Arif mengetahui sudut dan arah tembakan dari 10 selongsong peluru tersebut. Lalu, Arif menyebut arah tembakan itu berasal dari tiga tempat berbeda. 

Tega, James Ternyata Memutilasi Istrinya saat Masih Hidup

"Siap Yang Mulia, untuk di dinding ada 5. Kemudian di lantai depan gudang ada tiga perkenaan tembakan dan di list plafon sampai lemari itu ada dua," ujarnya.

"Ini arah tembakan kan tadi dibilang ke dinding ada 5. Maksudnya dinding mana?" tanya hakim.

"Dinding bordes di tangga," kata Arif.

"Lurus tangga?" tanya hakim lagi.

"Siap," jelas Arif.

Dengan penjelasan Arif, hakim kemudian bertanya apakah bisa menyimpulkan titik atau posisi orang yang menembak dari arah peluru.

"Itu bisa enggak disimpulkan posisi orang menembak itu dari titik yang sama atau berbeda arah pelurunya?" tanya hakim.

"Pada saat foto pigura dipasang di posisi, jadi di dinding itu ada foto. Pada saat TKP, foto tidak ada, kemudian foto dipasang kembali direkonstruksi, kemudian ada dua lubang perkenaan di pigura dan di tembok. Sehingga setelah dipasang, dari pigura bisa ditarik garis sehingga dapat menemukan dimana posisi menembak," ungkap Arif.

"Posisi tembaknya sama?" tanya hakim memastikan.

"Siap," ujar Arif.