Jalankan Program Kemenkes, Puskesmas Tapen Kudu Jombang Terapkan ILP

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Tapen Kudu, Jombang.
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)

Jombang, VIVA – Tingkatkan kualitas layanan dan fasilitas kesehatan, Puskesmas Tapen Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terapkan ILP atau integrasi layanan primer.

Jombang Dikepung Banjir, Begini Langkah Pemkab

Penerapan ILP di Puskesmas ini, mengacu pada program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, dr Hexawan Tjahja Widada menjelaskan bahwa puskesmas Tapen Kudu adalah satu dari 34 Puskesmas di Kabupaten Jombang, yang sudah melaksanakan Puskesmas ILP.

Peduli Bencana, Polisi di Jombang Salurkan Bantuan pada Warga Terdampak Banjir

"ILP adalah salah satu program Kementerian Kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan pelayanan kesehatan primer," kata Hexa, Kamis, 19 September 2024.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat menjadi dasar rujukan program tersebut.

Ironis Ruang Kelas SDN Karangpakis 2 Jombang Rapuh Tapi Tetap Buat Belajar

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas kesehatan yang diberikan kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, drg Isti selaku Kepala Puskesmas Tapen menjelaskan bahwa program ini telah diterapkan mulai 1 Agustus 2024 dan sudah di sosialisasikan di Loka Karya Mini Lintas Sektor.

Ia pun menyebut bahwa terdapat perubahan signifikan terutama terkait jenis pelayanan. Sebelumnya, layanan bersifat terpisah, namun dengan ILP, layanan disesuaikan dengan siklus hidup, terbagi dalam lima klaster.

"Di mana layanannya kalau dulu itu ada layanan program, misalnya Poli Umum, Lansia, MTBS, KIA, dll sekarang diubah, dengan adanya integrasi layanan primer pelayanan menjadi layanan berdasarkan siklus hidup, di mana ada (beberapa) klaster, klaster 1, klaster 2, klaster 3, dan klaster 4, klister 5," tutur Isti.

Ia pun merinci, untuk klaster 1 yaitu meliputi manajemen, lalu untuk klaster 2, ibu dan anak.

"Sedangkan untuk klaster 3, usia dewasa dan lanjut usia, berikutnya klaster 4, terkait penanggulangan penyakit menular dan klaster 5 yaitu lintas klaster," kata Isti.

Ia menyebut bahwa ILP diterapkan di Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu ILP di desa Made dan Katemas.

"Posyandu telah bertransformasi menjadi Posyandu ILP. Artinya posyandu yang dahulu hanya melayani balita dan ibu hamil saja, sekarang posyandu juga melayani satu siklus kehidupan, dari usia 0 tahun hingga lansia," ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa yang dimaksud posyandu ILP ini memiliki tujuan untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat. Harapannya, masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan dapat dengan mudah menuju ke lokasi.

"Bukan hanya yang diantar saja, atau balita dan ibu hamil, yang diperiksa namun juga yang mengantarkan. Dengan demikian akan mempermudah pengambilan kebijakan agar kualitas bidang kesehatan menjadi lebih baik lagi," tuturnya.

Dengan ini, pihaknya menegaskan bahwa bukan hanya puskesmas saja yang berfokus pada ILP, tetapi pustu dan posyandu juga menerapkan ILP. Sehingga mendapatkan respon positif dari masyarakat.

"Sejauh ini, respon Masyarakat terhadap Puskesmas ILP ini bagus, selain pelayanan lebih cepat pasien juga bisa dilayani secara maksimal karena ada skrining di awal pemeriksaan," kata Isti.