Polisi Periksa Saksi Dugaan Pembunuhan Dalam Tragedi Kanjuruhan

Febri Andi Anggono kuasa hukum korban Tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – 2 saksi pendukung Chollifatul Nur dan Susi Anggraini sekaligus orang tua dari korban Tragedi Kanjuruhan diperiksa oleh Polres Malang. Kedua saksi ini mendapat 20 pertanyaan dari penyidik Polres Malang pada Rabu, 7 Desember 2022. 

Pabrik Tas Rajut Kaboki Pasuruan Terbakar Hebat, Pembakar Ditangkap Polisi

Kuasa Hukum Devi Atok ayah dari mendiang Natasya Debi Ramadhani (16) dan Nayla Debi Anggraeni (13) yakni Febri Andi Anggono mengatakan, bahwa Chollifatul Nur dan Susi Anggraini adalah saksi pendukung atas laporan dugaan pembunuhan dalam Tragedi Kanjuruhan. 

"Saksi ini untuk memperkuat laporan yang kita sampaikan itu adalah 338 KUHP, 340 KUHP, 55 dan 56 KUHP. Itu adalah tentang pembunuhan dan pembunuhan berencana," kata Febri. 

Taekwondo Piala Pj Wali Kota Malang Jadi Ajang Cari Bibit Atlet dan Sport Tourism

Febri mengatakan sejauh ini sudah ada 3 saksi yang diperiksa antaralain Chollifatul Nur dan Susi Anggraini, dan Anggi Maulana. Untuk Anggi Maulana adalah korban luka-luka. Dia mengalami patah tulang rahang. 

"Nanti kami akan mengajukan saksi kembali yang menguatkan laporannya Devi Atok. Kita akan mengajukan saksi sebanyak-banyaknya sampai betul-betul untur 338, 340, 55 dan 56 KUHP terpenuhi," ujar Febri. 

2 Profesor Baru FEB UMM Dikukuhkan

Chollifatul Nur alias Ifa mengaku mendapatkan 22 pertanyaan dari penyidik. Dia menyebut pertanyaan lebih banyak seputar gas air mata. Dia menjadi saksi untuk Devi Athok sekaligus anaknya yang juga meninggal dunia dalam tragedi itu. 

"Saya mendapatkan 22 pertanyaan terkait kesaksian pelaporan Pak Devi Atok. Sekaligus pelaporan pengaduan untuk anak saya. Pertanyaan-pertanyaan fokus ke gas air mata. Karena memang saya tujuannya fokus ke gas air mata dulu," tutur Ifa. 

Sementara saksi lainnya yakni Susi Anggraini mengaku dicecar sekitar 20 pertanyaan oleh penyidik. Sama dengan saksi sebelumnya pertanyaan lebih banyak seputar gas air mata. 

"Saya 20 pertanyaan, ya terkait yang saya ketahui yang saya lihat seperti apa. Saya kalau setahu saya kondisi seperti itu ya karena gas air mata, sudah nggak bisa dipungkiri lagi, karena semua rata-rata juga sama, dan mengalami sesak nafas," katanya.

Sebagai informasi dalam Tragedi Kanjuruhan sebanyak 135 orang meninggal dunia. Serta 600 lebih suporter mengalami luka-luka. Peristiwa itu terjadi akibat kepanikan usai polisi menembakan gas air mata ke arah tribun penonton.