Korban Tragedi Kanjuruhan Alami Pendarahan Mata
- Viva Malang
"Perih di mata dan sesak. Kondisi menuju pintu keluar itu crowded saya sampai terjatuh dan akhirnya terpisah dengan teman saya. Tapi saya beruntung dibantu Aremania lainnya, ditarik keluar supaya saya tidak terjepit dan terinjak-injak," tutur Kevia.
Setelah itu dia dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kepanjen. Disana dia tidak mendapatkan perawatan. Dia hanya diberi oksigen setelah kondisinya membaik dia langsung diantar oleh 4 Aremania untuk pulang ke rumahnya.
Selain Kevia, ada juga korban tragedi Kanjuruhan bernama Raffi Atha Dziaulhamdi (14 tahun). Dokter mendiagnosis dirinya mengalami iritasi akibat gas air mata.
Dia terkena asap tebal dari gas air mata yang jatuh tak sampai 2 meter dari posisinya di tribun 10. Akibatnya, dia sempat pingsan selama 2 jam karena tak mampu menahan perihnya asap gas air mata yang menyelimutinya selama sekitar 15 menit.
"Saya berada di kepulan asap gas air mata itu. Saya sempat pingsan 2 jam karena dada sesak dan mata bagian dalam rasanya sakit. Saya dibawa ke RS Teja, tapi tidak mendapat pertolongan, hanya digeletakin aja. Ini mata saya merah sejak saat itu. Jadi setelah sadar dari pingsan udah seperti ini. Sekarang udah normal tapi mata saya putihnya jadi merah," kata Raffi.