Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler

Aksi solidaritas terus bermunculan baik di Malang maupun di luar Malang. Mereka merasa vonis hakim yang menangani kasus Tragedi Kanjuruhan sangat ringan untuk tersangka

Usai laga pelatih Arema FC, Joko Susilo mengungkapkan bahwa beberapa pemain masih trauma atas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengklaim, apa yang dilakukan pihaknya dengan menembakkan gas air mata itu tidak melanggar aturan karena dilakukan di luar stad

Ironisnya lagi-lagi gas air mata ditembakan oleh polisi ke suporter. Padahal Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo sebelumnya sudah mewanti-wanti untuk tidak ada lagi gas

Juariyah datang dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Surabaya itu. Dia mengaku heran mengapa tidak ada yang mengakui aksi penembakan gas air mata ke tribun

Dia turut melakukan longmarch dari Stadion Gajayana menuju ke Balai Kota Malang, pada Kamis, 10 November 2022.

Massa melakukan longmarch dengan membawa 135 keranda mayat sebagai simbol 135 nyawa suporter meninggal dunia.

penyebab utama jatuhnya ratusan korban jiwa dalam peristiwa itu, yakni gas air mata.

Dia dirawat selama 18 hari tetapi kondisinya tetap tidak stabil hingga akhirnya berpulang untuk selamanya.

Keluarga Tragedi Kanjuruhan Minta Otopsi Untuk Selidiki Dugaan Keracunan Gas Air Mata

Pemkab Malang menyiapkan tiga klinik untuk pengobatan.

Masih Banyak Korban Gas Air Mata Alami Sakit Di Dada Hingga Psikis Terganggu