Momen Masa Tenang pada Pilkada Jombang, Mundjidah Ziarah ke Makam Wahab Hasbullah

Mundjidah Wahab ziarah ke makam KH Wahab Hasbullah.
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)

Jombang, VIVA – Memasuki momen masa tenang pada pemilihan kepala daerah (Pilkada Jombang). Calon bupati (cabup) Mundjidah Wahab, memanfaatkan waktu luang itu untuk berziarah dan berdoa.

'birrul walidain' Kisah Perjodohan Nyai Munjidah Wahab dengan Mendiang KH Imam Asy'ari

Dia berziarah ke makam orang tuanya KH Abdul Wahab Hasbullah dan Nyai Sa’diyah di lingkungan pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang ini, sebenarnya rutin dilakukan, Mundjidah.

Perlu diketahui KH Wahab Hasbullah adalah pahlawan nasional, ulama inspirator, serta salah satu pendiri dan penggerak organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU). 

Apel Siaga, Bawaslu Jombang Lakukan Pengawasan di Masa Tenang di Pilkada

KH Wahab Hasbullah sendiri wafat pada 29 Desember 1971 ketika Mundjidah berusia sekitar 23 tahun, dan sudah bersuami dengan KH Imam Asy'ari Muhsin, yang merupakan santri dari KH Maimoen Zuber.

"Masa tenang, saya berziarah ke makam-makam, berdoa. Mendoakan beliau dan memohon kepada Allah agar sebagai anak, kuat meneruskan perjuangan serta semangatnya," kata Mundjidah, Senin, 25 November 2024.

Program Dasawisma WarSa Dianggap Tak Relevan di Era Modern Dibanding Program RT RW MuRah

Lebih lanjut putri ketiga dari lima bersaudara pasangan kiai Wahab Hasbullah dan Nyai Sa'diyah ini menjelaskan bahwa semasa hidupnya KH Wahab Hasbullah, ia selalu dijarkan tentang kepedulian, kesederhanaan dan kegigihan dalam perjuangan di organisasi Nahdlatul Ulama. 

"Abah (Kiai Wahab) itu kan tidak ada udzur (berhenti) dalam perjuangan sampai beliau wafat, terus ibuku juga begitu sampai wafat. Sampai sekarang kakak-kakakku masih mikirkan organisasi terus," ujar Mundjidah.

Selain menceritakan pesan dari Kiai Wahab, Mundjidah juga mengisahkan perjuangan ibundanya Nyai Sa'diyah saat memimpin Muslimat NU. 

Ketika menjelang wafat sekitar usia 86, Nyai Sa'diyah yang kemudian setelah haji berganti nama Rohmah Abdul Majid membuat kotak amal untuk pengajian muslimat NU. 

"Nah, kotak amal itu disuruh mengisi anak-anaknya kalau datang. Lalu digunakan untuk membangun kantor ranting muslimat," tuturnya.

Tak hanya itu, Mundjidah menyebut bahwa Ibu Nyai Sa'diyah sangat mencintai NU dan Muslimat. "Bahkan sampai mau wafat, ibu saya itu minta kain (sewek) bendera muslimat," katanya.

Semangat perjuangan hingga akhir hayat itulah yang terus diwarisi Mundjidah dan keempat saudara kandungnya Machfudhoh, Hizbiyah Rochim, Hasib, dan Roqib sampai sekarang.

Menurut Mundjidah, yang dilakukannya mendasar sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad SAW, Khoirunnas anfauhum linnas yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.

"Kalau kita masih mampu, kalau kita masih sehat, masih bisa kenapa kita mau berhenti, duduk-duduk mendidik santri aja, orang itu kalau sudah banyak waktu luang, maka otak ini sudah beda. Jadi harus terus diasah hingga akhir hayat sebagai bentuk perjuangan yang bermanfaat bagi orang lain," ujarnya.

Tidak hanya pada momen tertentu seperti jelang pilkada, ziarah makam untuk mendoakan orang tua dan keturunannya di kompleks makam keluarga Pesantren Tambakberas Jombang kerap dilakukan Mundjidah.

Selain itu Mundjidah juga sering ziarah makam pamannya KH Bisri Syansuri di kompleks makam keluar Pesantren Denanyar dan para tokoh ulama lainnya.

Perlu diketahui, Mundjidah adalah calon Bupati Jombang. Di Pilbup Jombang, Mundjidah berpasangan dengan Sumrambah yang merupakan cawabup nomor urut 1. Adapun pasangan cabup atau cawabup lainnya yakni Paslon nomor 2 Warsubi-Salmanudin Yazid.