Unik Mahasiswa FISIP UB Kenalkan Pemilu Dengan Permainan Menyenangkan

Inovasi permainan unik untuk memperkenalkan Pemilu
Sumber :
  • Humas FISIP UB

Malang – Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya memunculkan inovasi menarik untuk memperkenalkan Pemilihan Umum (Pemilu) jadi lebih menarik dan menyenangkan. Mereka membuat Engklek Pemilu hingga Electopoly fungsinya sosialisasi Pemilu terutama kepada pemilih pemula.

Gaya Kampanye Minta Dukungan Jokowi oleh Paslon WALI Justru Jadi Pukulan Balik

Ada 13 inovasi yang dipamerkan di lantai 1 gedung B FISIP Rabu, 7 Desember 2022. Beberapa inovasi selain Engklek Pemilu dan Electopoly, ada pula Buzzers, Harry Potter dan beberapa inovasi yang lain. Inovasi ini menitikberatkan pada permainan permainan sehingga membuat para pemilih pemula tertarik tentang Pemilu.

Dosen Ilmu Politik UB, Wawan Sobari Ph.D mengungkapkan inovasi yang dimunculkan mahasiswa ini adalah buah karya dari mata kuliah Kewirausahaan Politik. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya diberikan dasar-dasar pengetahuan tentang kewirausahaan politik tapi juga mendesain bentuk bentuk nyata untuk masyarakat.

Kampanye Kesehatan Rambut ke Mahasiswa UB Ala Ellips Shine Sister

“Selama ini orang fokus bahwa kewirausahaan selalu dalam konteks ekonomi atau bisnis. Tapi kewirausahaan dalam konteks FISIP adalah kewirausahaan sosial dan politik,” katanya.

“Prinispnya adalah bagaimana kami di kampus melakukan pembaharuan di masyarakat. Dan mahasiswa diminta punya skill bagaimana mendesain perubahan pembaruan di masyarakat,” tambahnya. 

1.328 Orang Ajukan Pindah Pilih di KPU Kota Batu, Didominasi Pemilih Pemula

Dengan inovasi mahasiwa selain mendapat teori juga akan mampu memahami perihal kewirausahaan dengan metode ilmu politik. Dikatakan Wawan, semua ini dilakukan untuk mencari hal hal baru di masyarakat. Alumni Doktor Flinders University of South Australia ini menganggap project game edukasi efektif membantu sosialisasi untuk pemilih pemula. 

“Mereka para mahasiswa mendorong agar sosialisasi Pemilu tidak bersifat klasikal agar bisa lebih menyentuh ke pemilih pemula,” ujar Wawan. 

Halaman Selanjutnya
img_title