Ini Kronologi Korban Pengeroyokan Rombongan Konvoi di SPBU Perak Jombang

Ayah korban pengeroyokan di Jombang
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)

Jombang, VIVA – Kasus pengeroyokan oleh rombongan konvoi beratribut perguruan silat di depan SPBU Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terus berlanjut.

Identitas Mayat Perempuan di Sungai Jombang Akhirnya Terungkap

Perkara ini kini ditangani oleh aparat Kepolisian dari Satreskrim Polres Jombang. Kini, anggota kepolisian memburu para pelaku yang terlibat aksi pengeroyokan 3 pemuda yang menjadi korban pengeroyokan.

DS (20) warga Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, salah satu korban pengeroyokan rombongan konvoi beratribut perguruan silat ini menjelaskan.

Gerak Cepat Satreskrim Polres Batu Amankan 4 Pelaku Bullying di Selorejo

Semula ia dan dua temannya pulang usai mengunjungi saudara yang ada di Pondok Pesantren Gadingmangu. Setelah itu pihaknya bersama 2 temannya mengisi BBM di SPBU Perak sekitar pukul 07.30 WIB.

Kondisi SPBU sedang ramai. Ia pun mengantre BBM sendirian. Sementara dua temannya menunggu di pintu keluar SPBU. 

Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan Warga Jombang di Sungai

Namun, tiba-tiba datang rombongan pemuda sedang konvoi beratribut perguruan silat. Ada yang mengendarai motor dan mobil. Rombongan konvoi itu datang dari arah timur ke barat. 

Hingga tanpa ada alasan yang jelas, rombongan konvoi itu tiba-tiba menyeberang jalan mendatangi dan memukul DS. Aksi ini dilakukan puluhan orang. Bahkan korban mengaku bingung saat dihajar tanpa ada kesempatan menjelaskan. 

"Tiba-tiba saja gerombolan itu langsung nyebrang dan menggeruduk saya, tanpa alasan langsung menyerang," tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa saat kejadian ia dan 2 rekannya juga tidak memakai atribut atau identitas perguruan apapun. DS hanya memakai jaket berwarna hitam tanpa ada tulisan atau tanda dari kelompok manapun. 

Hanya saja memang imbuh dia, sebelum, rombongan konvoi melakukan pengeroyokan, ada salah satu orang bagian dari rombongan berteriak dengan nada provokatif.

Tak hanya itu, DS mengaku rombongan konvoi yang mereka lihat sempat berteriak di jalanan menyebut nama di luar kelompok perguruan silat mereka. 

"Sebelum mereka mengeroyok dari kejauhan ada bagian dari mereka teriak-teriak PSHT, IKS, gitu. Waktu mereka mendekat tidak tanya apa-apa langsung menyerang,saya dipegangi dan dipukuli," ujarnya.

Ia menyebut saat itu dia dipukul tidak hanya menggunakan tangan kosong, helm milik rombongan konvoi beratribut perguruan silat itu, juga digunakan memukulinya.

Parahnya, saat ia sudah jatuh tersungkur, para pelaku tanpa ampun masih melayangkan tendangan ke arah tubuhnya, yang tak berdaya.

"Selain memukul pakai tangan kosong, saya dipukul pakai helm dan saya ditendang juga. Saya jatuh tersungkur masih dinjak-injak. Ini sampai lebam bagian bahu punggung sama kaki, " katanya.

"Syukur saat dipukul awal itu saya memakai helm. Meski kemudian helm saya dipaksa ditarik hingga lepas dan diinjak-injak," imbuhnya.

Saat ditanya bagaimana nasib kedua temannya, ia menyebut 2 rekannya yang masih duduk di bangku sekolah ini berhasil melarikan diri. 

"Dua teman saya lari, yang teman saya satunya sempat ditendang satu kali hingga jatuh tapi langsung lari," tuturnya.

Sekitar 2 menit DS dikeroyok secara brutal dan tak manusiawi tanpa alasan yang jelas. Hingga akhirnya ia dibantu pegawai SPBU dan warga sekitar untuk membubarkan kerumunan dan mengantarkan DS ke kantor polisi. 

"Selang 2 menit saya dikeroyok ada pegawai pom sama warga sekitar melerai, hingga pengeroyok pergi. Saya langsung laporan ke polsek setelah kejadian itu, saya diantar warga sekitar, dibantu orang Perak," katanya.

Ia pun menunjukkan, surat tanda terima laporan dengan nomor STPL/06/II/2025/SPKT/POLSEK PERAK/POLRES JOMBANG/POLDA JAWA TIMUR, Minggu 9 Februari 2025.

Proses laporan kejadian itu dilakukan DS hingga malam hari, dengan didampingi orang tuanya, DS mendatangi Polres Jombang malam.

"Saya laporan dan langsung visum ke RSUD Jombang. Saya akhirnya disuruh ke Polres Jombang sekitar pukul 19.30 WIB, kajadian pengeroyokannya pagi, prosesnya saya sampai malam," ujarnya.

Meski selamat, dan menderita luka, DS mengaku menaruh harapan besar pada aparat kepolisian. Ia berharap pelaku pengeroyokan bisa ditangkap, dan diadili.

"Saya ingin kasus ini tetap lanjut, hingga benar-benar pelaku diadili, karena saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba disamperin dan langsung dikeroyok," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok rombongan konvoi anggota perguruan silat kembali berulah di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Minggu 9 Februari 2025, pagi.

Rombongan konvoi anggota perguruan silat ini, mengeroyok warga Kabupaten Nganjuk, tepat di depan SPBU Perak, Kecamatan Perak.

Aksi pengeroyokan anggota perguruan silat itu, terekam kamera handphone warga, dan diunggah di sejumlah media sosial (medsos) hingga viral.