Puluhan Rumah Rusak Akibat Tanah Gerak di Pasuruan, Ratusan Warga Mengungsi

Kerusakan di rumah warga akibat tanah bergerak
Sumber :
  • VIVA Malang (Hari Mujianto/Pasuruan)

Pasuruan, VIVA – Bencana alam tanah gerak melanda Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, dirasakan sejak, Selasa 28 Januari 2025. Puluhan rumah rusak dan ratusan warga terpaksa mengungsi akibat kejadian ini.

Santri Hilang Terseret Arus Sungai di Pasuruan

Menurut Suwarto, Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan, pergerakan tanah ini kemungkinan besar disebabkan oleh tanah longsor akibat intensitas hujan deras yang tinggi. Hal ini dikarenakan gerakan tanah tidak tercatat pada rekaman sensor seismograf.

"Setelah kami cek rekaman sensor seismograf yang ada di Prigen tidak ada tanda-tanda gempa. Kemungkinan hal yang terjadi dikarenakan intensitas hujan yang deras dan mengakibatkan tanah longsor, jadi bukan kategori gempa," ungkap Suwarto, Kamis 30 Januari 2025.

Intensitas Hujan Tinggi, Banjir Landa Sejumlah Desa di Jombang

Namun, seorang warga terdampak, Suhendro, mengatakan bahwa tidak ada tanah longsor yang terjadi beberapa hari belakangan. 

"Beberapa hari ini memang gak ada kejadian tanah longsor. Tapi dari beberapa hari kemarin memang hujan deras, terus-terusan selama dua hari," ungkapnya.

Pj Gubernur Tinjau Rumah Warga yang Rusak Akibat Angin Puting Beliung di Pasuruan

Kerusakan di rumah warga akibat tanah bergerak

Photo :
  • VIVA Malang (Hari Mujianto/Pasuruan)

Akibat kejadian ini, 176 warga terdampak harus mengungsi. Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariadi, memastikan bahwa pihaknya telah memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi.

"Sebagian besar warga sudah mengungsi di SDN Cowek 2 sejak kemarin sore. Namun juga ada beberapa warga yang memilih mengungsi di rumah saudaranya," ungkap Sugeng.

Sugeng juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada mengingat hingga Kamis siang masih terjadi retakan di sejumlah wilayah. 

"Kami iimbau agar warga tetap waspada dan tetap berada di pengungsian, karena retakan masih terus berlangsung," tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, pergerakan tanah masih dirasakan oleh warga di Desa Cowek. Sejumlah pengungsi merupakan warga yang terdampak retakan tanah.