Harga Cabai Meroket, Ketua KTNA Jatim Angkat Bicara
- VIVA Malang (Elok Aprianto/Jombang)
"Ini adalah fenomena yang selalu pasti akan terjadi di musim penghujan seperti saat ini. Di satu sisi, ini seharusnya harus ada inovasi baru dari pemerintah," tuturnya.
"Yakni bagaimana kemudian pada situasi panen raya cabai, ada proses untuk pengolahan (cabai). Sehingga ketika musim-musim yang sudah kita bisa perkirakan pada musim penghujan terjadi kegagalan panen, atau penurunan produksi, tanaman ini bisa kita antisipasi," kata Sumrambah.
Ia menjelaskan bahwa tidak hanya tanaman cabai, yang terdampak musim penghujan. Tanaman padi juga akan mengalami hal yang serupa.
"Tanaman padi ini pada bulan satu, bulan dua akan mengalami kenaikan, karena apa, karena pada satu sisi petani mulai tanam, sehingga belum ada panen raya, dan pada musim kemarin itu tidak banyak daerah yang bisa menanam padi karena masih musim kemarau," ujarnya.
"Sehingga terbatas sekalian, sehingga persediaan beras itu relatif kurang, sehingga harga biasanya di bulan satu dan dua akan mengalami kenaikan dan itu akan hilang lagi atau mengalami penurunan di bulan tiga bulan empat sudah ada yang mulai panen," tuturnya.
Ia menyebut antisipasi berupa inovasi mengolah produk, seperti cabai diolah menjadi cabai kering, bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengantisipasi mahalnya harga cabai di musim hujan.
"Dengan mengolah cabai menjadi cabai kering, bisa menjadi upaya untuk mengatasi masalah harga cabai pada musim penghujan, sehingga kita tidak tergagap-gagap saat menghadapi musim penghujan di awal seperti ini, akibatnya harga cabai yang sangat tinggi dan katanya selalu berdampak pada inflasi, dan seandainya kita tau ritme ini maka seharusnya bisa kita antisipasi," katanya.