6 Hari Jombang Terendam Banjir, Warga di Pengungsian Mulai Terserang Penyakit
- VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)
"Kemarin saya lihat rumah, barang-barang saya mengapung semua kena banjir. Hilang atau tidak saya gak tau, tapi rumah saya kunci. Dan listrik juga mati semua," tuturnya.
Ia mengaku selama 5 tahun terakhir, banjir tahun ini merupakan banjir terparah, karena air mencapai 150 sentimeter. Untuk itu, ia berharap agar pemerintah memberikan dan menangani permasalahan banjir dengan serius, sehingga warga tidak lagi merasakan banjir.
"Banjir tahun ini terparah, karena sebelumnya saya belum pernah ngungsi. Ya harapannya pada pemerintahan agar permasalahan banjir ini ditangani dengan serius, karena kita sendiri di sini juga gak tau air banjir ini dari mana asalnya," katanya.
Sementara itu, pelaksana harian (Plh) Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Jombang, Wiku Birawa F. Dias Quintas mengaku bahwa kondisi air banjir yang diakibatkan luapan Afvour Watudakon ini belum juga surut.
"Jadi kondisi genangan masih ada di dua Desa yakni Desa Jombok, dan Desa Blimbing. Ketinggian air hampir sepinggang orang dewasa atau 120 sentimeter lebih," ujar Wiku.
Kondisi ini membuat jumlah warga yang dievakuasi untuk diungsikan di pos pengungsian terus bertambah. "Sekarang jumlah pengungsi total ada 160 lebih orang," tuturnya.
BPBD Jombang membenarkan bila warga masyarakat yang ada di tempat pengungsian mulai mengeluhkan penyakit.