Keluhan Para Driver Ojol di Kota Malang Pasca BBM Bersubsidi Naik
- Viva Malang
Malang – Para driver ojek online di Kota Malang merasa sangat keberatan dengan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Driver ojol roda 2 yang biasa menggunakan pertalite merasa kebijakan ini tidak berpihak pada mereka.
"Pastinya saya keberatan, ini pengaruhnya ke pendapatan. Kecuali kalau tarif kita dinaikkan mungkin masih seimbang," kata Ferry Kurniawan (38 tahun) driver ojol yang biasa mangkal di kawasan Universitas Brawijaya (UB) itu.
Pria asli Kota Malang itu mengaku pasrah dengan kenaikan BBM ini. Apalagi perusahaan ojol yang dia ikuti juga belum ada tanda kenaikan tarif penumpang. Dia mengaku tidak tahu harus berbuat apa kecuali tetap bekerja dan menarik ojek online seperti biasa.
"Orang saya saja mengantar makanan pendapatan bersihnya cuma Rp6.500, sedangkan BBM saja naiknya segitu. Kaget banget. Dari aplikasi juga gak ada informasi tarif naik. Jadi kita harus gimana sekarang," ujar Ferry.
Dalam sehari sebelum BBM naik, dia menghabiskan Rp20 ribu untuk sehari bekerja. Tetapi dengan kenaikan ini dia harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli bahan bakar demi tetap bisa bekerja. Siasat lain dirinya mengurangi mobilitas dan memilih mangkal di tempat-tempat yang ramai orderan.
Salah satu driver ojol lainnya adalah Dito (31 tahun) driver ojol asal Sengkaling, Kabupaten Malang. Dengan tegas dia menolak kenaikan BBM apalagi tarif ojolnya tetap pakai harga lama. Dia bahkan terpaksa mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Naiknya ini mendadak. Kan sempat kena prank kita, katanya gak jadi naik, ternyata jadi naik. Ya saya harus muter otak gimana caranya untuk menghasilkan tambahan. Tarif kita aja masih tetap, masak bensin (BBM) naik," tuturnya.