Ironis, Balita Stunting di Jombang Terima Susu dan Sayuran Berulat
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Viral kegiatan Pos Pemulihan Gizi (PPG) bagi balita untuk penanganan stunting di dua Kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menerima makanan yang tidak layak konsumsi.
Pada makanan tambahan yang diberikan untuk balita dan ibu hamil (bumil) di Kecamatan Sumobito serta Kecamatan Bareng, ditemukan sayur sop yang ada ulatnya. Tidak hanya itu, ibu hamil di Kecamatan Bareng juga mendapatkan susu yang ada ulatnya.
Kades Madiopuro, Suwito Hadi mengatakam, dari 8 warga penerima bantuan stunting yang mengikuti PPG di kecamatan Sumobito, terdapat dua warganya yang menerima makanan tambahan tidak layak.
Temuan ini sangat ironis. Padahal alokasi anggaran untuk balita stunting tahun ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang untuk 5.354 anak, sebesar Rp379,7 juta.
"Bantuannya saya tolak saya kembalikan, karena makanannya tidak layak. Bantuan PPG, khususnya bantuan stunting di Desa Madiopuro saya tolak karena tidak layak dimakan," kata Suwito, Senin, 13 November 2023.
Dari 8 warga Desa Madiopuro yang balitanya menderita stunting, semuanya menerima makanan berulat dan tidak layak konsumsi.
"Yang stunting di Desa saya ada 8. Ada dua warga yang makanannya sempat dibuang karena tidak layak dimakan manusia. Yang 6 saya kembalikan," ujar Suwito.
Suwito pun mengaku heran mengapa anggaran miliaran rupiah dari pemerintah Jombang untuk stunting namun makanan tambahan untuk perbaikan gizi justru tidak layak konsumsi.
"Dana miliaran kok ngasi warga kayak gitu," tutur Suwito.
Suwito pun menuturkan bahwa alokasi dana berasal dari pemerintah pusat yang memberikan bantuan untuk mengatasi stunting angkanya miliaran rupiah. Dia kini mempertanyakan kualitas makanan yang diperuntukkan balita stunting tidak layak konsumsi.
"Pemerintah ini kan menggelontorkan biaya untuk stunting itu bukan jutaan, tapi miliaran. Khusus untuk mengentas masalah stunting. Tapi pemerintah (Kabupaten) memberikan bantuan makanan untuk stunting, kalau gak layak konsumsi kan malu besar," kata Suwito.
"Masyarakat itu ya iya aja kalau menerima bantuan. Tapi kalau berupa makanan tidak layak kan harus ndak mau nerima, makanya saya tolak itu," ujar Suwito.
Ia pun mengaku bila selama ini, di Desanya, warga miskin dan warga yang masuk dalam kategori balita stunting, diberikan makanan layak dari Desa. Tapi bantuan stunting dari Pemkab Jombang, melalui Dinkes malah tidak layak konsumsi.
"Saya jadi lurah itu berani miskin. Makanannya gak layak, di konsumsi. Kalau PPG di Desa saya berikan susu sama macam-macam. Nah ini pemerintah kok ngasi makanannya gak layak. Ini jutsru stuntingnya gak habis, malah nambah," tutur Suwito.